Nilai Tukar Rupiah

Update Pergerakan Nilai Tukar Rupiah vs Dolar AS Senin 24 November 2025

Update Pergerakan Nilai Tukar Rupiah vs Dolar AS Senin 24 November 2025
Update Pergerakan Nilai Tukar Rupiah vs Dolar AS Senin 24 November 2025

JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Senin 24 November 2025. 

Pasar menunggu sejumlah sentimen global dan domestik yang dapat memengaruhi posisi mata uang Garuda di tengah ketidakpastian ekonomi internasional.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,22% atau 37 poin ke Rp16.699 per dolar AS pada Jumat, 21 November 2025. Di sisi lain, indeks dolar AS melemah 0,11% ke 100,04, yang turut memberi tekanan pada pergerakan rupiah.

Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan sejumlah faktor yang menjadi pemicu pergerakan nilai tukar. Dari sisi global, pasar mencermati perkembangan konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dikabarkan telah menerima rencana perdamaian 28 poin yang disusun bersama oleh AS dan Rusia. Hal ini menunjukkan kesediaannya untuk segera menindaklanjuti rencana tersebut.

“Presiden Zelenskiy juga berharap dapat berbicara dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang,” ujar Ibrahim. Meski demikian, Ibrahim menekankan bahwa kondisi global belum sepenuhnya stabil. Sanksi AS terhadap perusahaan minyak besar asal Rusia, Rosneft dan Lukoil, resmi berlaku mulai Jumat malam waktu setempat. Sanksi ini telah berdampak karena pembeli utama di India dan China menahan diri dari pembelian kargo minyak Rusia.

Dari sisi domestik, sentimen positif datang dari data ekonomi terbaru yang dirilis pemerintah. Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi berjalan Indonesia surplus sebesar US$4,0 miliar atau 1,1% dari PDB pada kuartal III-2025. Capaian ini menjadi surplus pertama sejak sepuluh kuartal terakhir dan berbalik dibandingkan defisit US$2,7 miliar atau 0,8% dari PDB pada kuartal sebelumnya.

Selain itu, neraca pendapatan primer mencatat defisit lebih rendah karena pembayaran imbal hasil investasi asing menurun seiring telah berlalunya periode pembayaran dividen dan bunga/kupon. Ibrahim menambahkan, “Namun, BI mencatat defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak global. Kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi.”

Pergerakan rupiah saat ini sangat dipengaruhi oleh kombinasi faktor global dan domestik tersebut. Stabilitas geopolitik di kawasan Eropa Timur, sanksi terhadap Rusia, serta data surplus transaksi berjalan di Indonesia menjadi beberapa indikator yang menentukan arah rupiah. Investor dan pelaku pasar pun memantau secara cermat perubahan harga minyak dunia, karena berpengaruh langsung terhadap neraca perdagangan migas Indonesia.

Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan tetap fluktuatif sepanjang perdagangan hari ini. “Rupiah berisiko ditutup melemah di rentang Rp16.710 hingga Rp16.740 per dolar AS pada perdagangan awal pekan ini,” jelasnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, pergerakan rupiah menunjukkan kecenderungan menguat tipis, yang dipicu oleh beragam sentimen positif domestik. Surplus transaksi berjalan menjadi sinyal kuat bahwa ketahanan ekonomi Indonesia mulai pulih, meski tekanan global dari konflik geopolitik dan sanksi masih membayangi.

Pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar AS juga menjadi perhatian bagi pelaku usaha dan sektor ekspor-impor. Fluktuasi nilai tukar memengaruhi biaya produksi, harga bahan baku impor, dan daya saing produk dalam pasar global. Dengan kondisi saat ini, perusahaan perlu merencanakan strategi lindung nilai (hedging) agar dapat menghadapi volatilitas pasar yang mungkin terjadi.

Di tengah ketidakpastian pasar global, pemerintah dan BI terus melakukan langkah stabilisasi untuk menjaga rupiah tetap berada dalam kisaran aman. Kebijakan moneter yang responsif, pengelolaan cadangan devisa, dan pengawasan aliran modal menjadi kunci bagi penguatan posisi rupiah.

Sementara itu, sentimen positif dari surplus transaksi berjalan juga dapat mendorong minat investor asing untuk kembali menanam modal di Indonesia, khususnya di sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Stabilitas rupiah akan menjadi salah satu indikator utama untuk menjaga kepercayaan pasar, termasuk investor institusi maupun ritel.

Secara keseluruhan, nilai tukar rupiah pada Senin, 24 November 2025, diprediksi bergerak fluktuatif dengan tekanan untuk melemah tipis. Faktor global seperti konflik Rusia-Ukraina, sanksi terhadap perusahaan minyak, serta faktor domestik seperti surplus transaksi berjalan dan defisit perdagangan migas menjadi variabel utama yang memengaruhi arah pergerakan rupiah.

Dengan pergerakan yang masih rentan terhadap volatilitas global, pelaku pasar disarankan untuk tetap memantau data ekonomi terbaru, perkembangan geopolitik internasional, serta kebijakan moneter yang diumumkan oleh BI dan pemerintah. Pemahaman terhadap berbagai faktor ini akan membantu masyarakat dan pelaku usaha menyesuaikan strategi keuangan mereka di tengah dinamika nilai tukar rupiah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index