Proyek Green Super Grid

Proyek Green Super Grid Sumatra-Nusa Tenggara Siap Didorong Pemerintah

Proyek Green Super Grid Sumatra-Nusa Tenggara Siap Didorong Pemerintah
Proyek Green Super Grid Sumatra-Nusa Tenggara Siap Didorong Pemerintah

JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah mempercepat pembangunan jaringan transmisi hijau berskala besar atau green super grid yang membentang dari Sumatra hingga Nusa Tenggara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa proyek ini juga dirancang untuk terhubung dengan pusat data baru di Kepulauan Riau, termasuk Batam.

“Di dalamnya tentu diarahkan bisa tersambung ke Kepulauan Riau. Rencana ini akan mendukung pengembangan regional data center yang sedang dikembangkan di Batam,” kata Airlangga.

Rencana ini menunjukkan bagaimana proyek infrastruktur energi hijau tidak hanya fokus pada listrik bersih, tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi digital dan pusat data di kawasan regional.

Kolaborasi Trilateral dengan Singapura dan Johor

Selain menghubungkan pulau-pulau di Indonesia, pemerintah juga tengah membahas pengembangan zona trilateral bersama Singapura dan Johor, Malaysia, untuk mendukung industri pusat data. “Tiga daerah sedang dibangun data center, dan kita sedang membahas pengembangan trilateral zone untuk mendukung industri tersebut,” jelas Airlangga.

Agenda ini menjadi bagian dari strategi Indonesia dalam memperkuat posisi regional sebagai hub energi bersih dan pusat data yang terintegrasi dengan kawasan Asia Tenggara.

Pendanaan dan Skema Investasi

Airlangga menekankan bahwa pembangunan green super grid memerlukan investasi besar, sehingga pemerintah tengah mengkaji berbagai opsi pembiayaan. Beberapa di antaranya meliputi pendanaan dari lender global, skema carbon pricing, serta penerapan taksonomi hijau untuk memaksimalkan nilai investasi.

“Kebutuhan pembiayaan transmisi tidak murah dan selalu menjadi tantangan dalam setiap COP,” katanya, menekankan bahwa inovasi pembiayaan menjadi kunci untuk merealisasikan proyek strategis ini.

Interkoneksi Sumatra-Jawa sebagai Prioritas Strategis

Selain pembangunan super grid dari Sumatra ke Nusa Tenggara, PLN juga tengah menyiapkan interkoneksi Sumatra-Jawa. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa proposal investasi interkoneksi ini telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

“[Interkoneksi Sumatra-Jawa] dalam proses, dan di dalam RUPTL sudah masuk,” kata Darmawan di Bondowoso, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Proyek ini menjadi strategi penting PLN untuk menyalurkan listrik berbasis energi baru terbarukan, termasuk air dan panas bumi, dari Sumatra ke Jawa dan Bali.

Target Operasional dan Kapasitas Listrik

PLN menargetkan interkoneksi Sumatra-Jawa mulai beroperasi secara komersial pada 2031. Selain itu, perusahaan listrik nasional menargetkan kapasitas penyaluran energi baru terbarukan melalui interkoneksi ini dapat mencapai 2,6 gigawatt (GW) secara bertahap pada 2033.

Rencana ini akan membantu stabilisasi pasokan listrik nasional sekaligus mendorong pemanfaatan energi bersih yang lebih luas, sejalan dengan target pemerintah untuk transisi energi dan pengurangan emisi karbon.

Dampak terhadap Ekonomi dan Digitalisasi

Pembangunan green super grid tidak hanya akan memperkuat jaringan listrik nasional, tetapi juga mendukung ekosistem digital. Koneksi yang lebih stabil memungkinkan pengembangan pusat data yang berfungsi sebagai tulang punggung layanan digital, cloud computing, dan teknologi informasi lainnya di regional.

Airlangga menekankan bahwa pengembangan infrastruktur ini memiliki manfaat jangka panjang, tidak hanya untuk penyediaan energi bersih, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

Tantangan Teknis dan Kesiapan Infrastruktur

Meskipun prospeknya besar, proyek ini menghadapi tantangan teknis yang tidak kecil, terutama terkait pembiayaan transmisi dan integrasi energi terbarukan yang beragam. PLN telah melakukan studi dan lelang untuk pengembangan interkoneksi dan super grid sejak tahun sebelumnya, memastikan kesiapan teknis dan kelayakan proyek.

Kesiapan infrastruktur juga meliputi koordinasi lintas pulau, pengembangan pipa transmisi, dan sistem monitoring untuk menjamin distribusi energi bersih secara efisien.

Green super grid Sumatra-Nusa Tenggara merupakan proyek strategis pemerintah untuk memperkuat sistem kelistrikan nasional, mendukung transisi energi hijau, serta memperluas ekosistem pusat data regional. Dengan dukungan kolaborasi trilateral, pembiayaan inovatif, dan integrasi interkoneksi Sumatra-Jawa, proyek ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan memperkuat posisi Indonesia sebagai hub energi bersih di kawasan Asia Tenggara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index