JAKARTA - Arah kebijakan digital di Australia kembali menjadi sorotan setelah pemerintah negeri tersebut mengambil langkah tegas untuk melindungi anak-anak dari potensi dampak negatif media sosial.
Perubahan besar ini tidak hanya menyasar platform tertentu, tetapi seluruh layanan milik Meta—mulai dari Instagram, Facebook, hingga Threads. Dengan diberlakukannya undang-undang baru mengenai penggunaan media sosial bagi usia di bawah 16 tahun, remaja berusia 13 hingga 15 tahun di Australia akan merasakan langsung dampaknya.
Regulasi ini menandai titik penting dalam pergeseran global mengenai keamanan digital untuk generasi muda, sekaligus memicu diskusi tentang batasan usia, perlindungan data, dan kesehatan mental.
Mulai awal Desember, Instagram akan memulai proses penonaktifan akun para remaja yang dikategorikan berada dalam rentang usia tersebut. Kebijakan ini tidak muncul tiba-tiba, melainkan merupakan persiapan menuju pelaksanaan larangan media sosial yang akan diberlakukan secara penuh pada 10 Desember 2025.
Meta memastikan bahwa seluruh langkah ini dilakukan sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi baru, meskipun perusahaan tersebut menyatakan tidak sepenuhnya sependapat dengan pendekatan yang digunakan oleh pemerintah Australia.
Upaya Awal Penonaktifan Akun Remaja
Meta mengonfirmasi bahwa akun-akun Instagram milik pengguna berusia 13 hingga 15 tahun di Australia akan mulai dinonaktifkan mulai 4 Desember 2025. Tahap ini dilakukan sebagai persiapan atas pemberlakuan larangan media sosial untuk anak di bawah 16 tahun yang akan dimulai pada 10 Desember. Ketentuan tersebut berlaku di seluruh lini platform Meta, termasuk Instagram, Facebook, dan Threads.
Perusahaan mulai mengirimkan pemberitahuan resmi melalui pesan teks, email, serta notifikasi dalam aplikasi kepada pengguna yang diidentifikasi berada dalam kategori usia tersebut.
Berdasarkan data dari Komisi Keamanan Elektronik Australia, terdapat sekitar 350.000 remaja berusia 13 hingga 15 tahun yang menggunakan Instagram, sementara Facebook diperkirakan memiliki sekitar 150.000 pengguna dalam kelompok usia yang sama. Langkah awal ini memastikan bahwa seluruh pengguna remaja menerima informasi yang jelas dan memiliki kesempatan untuk menyiapkan diri menghadapi perubahan.
Selain kehilangan akses ke akun mereka saat ini, remaja tersebut juga tidak akan dapat membuat akun baru di platform Meta setelah tanggal tersebut. Meta menyatakan bahwa setiap pengguna yang ingin mengajukan banding terhadap penutupan akun dapat melakukannya dengan memberikan bukti usia melalui pemindaian wajah atau kartu identitas resmi.
Respons Meta dan Alasan di Balik Regulasi Baru
Meta menegaskan bahwa perusahaan akan mematuhi undang-undang baru Australia meskipun tidak setuju dengan beberapa pendekatan yang digunakan dalam kebijakan tersebut. Pemerintah Australia menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk menanggapi kekhawatiran meningkatnya dampak media sosial terhadap kesehatan mental anak dan remaja, terutama terkait tekanan sosial, kecemasan digital, serta potensi paparan konten berbahaya.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyebut larangan ini sebagai langkah “pertama di dunia” yang bertujuan menyediakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak agar mereka dapat tumbuh tanpa tekanan media sosial yang berlebihan. Menurutnya, kebijakan ini diarahkan untuk membatasi akses anak-anak pada platform yang dapat menimbulkan risiko kesehatan mental dan keamanan daring.
Pemerintah Australia juga sedang mempertimbangkan untuk memperluas regulasi ini dengan melarang anak-anak di bawah usia 13 tahun memiliki akun media sosial secara keseluruhan. Selain itu, terdapat ketentuan baru yang mengancam para pihak yang mencoba memalsukan usia atau membuat akun palsu bagi anak yang belum memenuhi syarat. Tindakan tersebut dapat dikenai sanksi pidana dengan ancaman hukuman penjara hingga 10 tahun, sebuah penegasan bahwa pemerintah ingin memastikan kepatuhan mutlak pada kebijakan ini.
Tekanan bagi Platform Media Sosial Lain
Kewajiban penonaktifan akun remaja ini tidak hanya berdampak pada Meta. Pemerintah Australia juga memberikan sinyal kuat bahwa platform lain seperti TikTok, YouTube, X, dan Reddit harus patuh pada aturan yang sama. Ini berarti seluruh platform media sosial populer di Australia harus menyesuaikan sistem verifikasi usia, moderasi konten, serta metode proteksi terhadap penggunanya yang masih di bawah umur.
Langkah Australia ini diperkirakan akan mendorong negara lain untuk mempertimbangkan kebijakan serupa, mengingat meningkatnya kekhawatiran global terkait keamanan digital anak-anak. Sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir juga mulai mengadopsi pendekatan lebih ketat terhadap platform media sosial dalam hal perlindungan pengguna di bawah umur. Dengan aturan tegas ini, Australia menjadi salah satu negara dengan kebijakan paling progresif dalam membatasi akses digital bagi remaja.
Dampak bagi Remaja dan Perubahan Lanskap Digital
Bagi remaja Australia, penutupan akun Instagram, Facebook, dan Threads akan membawa perubahan besar dalam keseharian mereka. Media sosial selama ini menjadi ruang untuk berkomunikasi, berbagi momen, dan membangun identitas diri. Dengan diberlakukannya pembatasan ini, banyak remaja harus beradaptasi dengan cara baru untuk berinteraksi secara digital.
Sementara itu, para orang tua mendapatkan tanggung jawab tambahan untuk mendampingi anak menghadapi perubahan ini. Pemerintah Australia berharap bahwa pembatasan tersebut dapat membantu menurunkan tingkat stres digital, mengurangi risiko paparan konten berbahaya, serta menciptakan pola penggunaan internet yang lebih sehat bagi generasi muda.
Langkah ini juga menjadi pengingat bagi perusahaan teknologi untuk terus mengembangkan sistem keamanan yang lebih efektif bagi pengguna remaja. Dengan meningkatnya tuntutan regulasi di berbagai negara, platform digital didorong untuk menyesuaikan kebijakan privasi, meningkatkan sistem verifikasi usia, dan memperkuat perlindungan data.