Fadli Zon

Fadli Zon Tegaskan Diplomasi Budaya Indonesia Penting Sebagai Soft Power

Fadli Zon Tegaskan Diplomasi Budaya Indonesia Penting Sebagai Soft Power
Fadli Zon Tegaskan Diplomasi Budaya Indonesia Penting Sebagai Soft Power

JAKARTA - Diplomasi budaya menjadi instrumen penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisi internasionalnya.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menekankan bahwa kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia tidak hanya menjadi fondasi nasional, tetapi juga dapat dijadikan identitas sekaligus alat ekonomi. Pernyataan ini disampaikan saat Menbud menghadiri Indonesia International Conference on Cultural Diplomacy (IICCD) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Jawa Barat, Selasa.

Budaya sebagai Identitas dan Soft Power

Menurut Fadli Zon, diplomasi budaya adalah bentuk “soft power” yang strategis, terutama bagi negara dengan keragaman budaya seperti Indonesia. Ia menekankan bahwa budaya tidak hanya berfungsi sebagai landasan sosial, tetapi juga sebagai identitas nasional dan pendorong ekonomi kreatif.

“Inilah yang kita harapkan bagaimana hasil diskusi ini, sebagai hasilnya nanti bagian dari intervensi budaya,” ujar Menbud Fadli Zon. Dengan demikian, diplomasi budaya dapat diarahkan lebih tepat sasaran untuk memajukan budaya nasional Indonesia di tengah dinamika global.

Fondasi Kebijakan untuk Diplomasi Budaya yang Efektif

Dekan FISIP UI Semiarto Aji Purwanto menambahkan bahwa diplomasi budaya memerlukan fondasi kebijakan yang kuat agar berdampak nyata. Menurutnya, kekuatan Indonesia terletak pada pluralitas budaya dan kemampuan adaptasinya.

“Kekuatan Indonesia terletak pada pluralitas dan kemampuan adaptasinya,” ungkap Semiarto. Pernyataan ini menekankan pentingnya dukungan kebijakan untuk menjaga relevansi budaya Indonesia di era global.

Integrasi Warisan, Inovasi, dan Diplomasi

Semiarto menekankan bahwa budaya menjadi diplomasi sejati ketika warisan dan inovasi dapat dijalin secara bersamaan. Budaya Indonesia harus menjadi sarana diplomasi yang abadi dan manusiawi, mampu menjembatani komunikasi lintas bangsa.

“Budaya tetap menjadi bentuk diplomasi kita yang paling abadi dan paling manusiawi,” kata Semiarto. Ia menegaskan bahwa diplomasi budaya yang kuat membutuhkan kerangka kerja yang menghubungkan warisan, kreativitas, komunitas, dan diplomasi.

Dukungan Kebijakan untuk Adaptasi dan Revitalisasi

Lebih lanjut, Semiarto menyatakan bahwa kebijakan budaya Indonesia perlu bergeser dari sekadar pembekuan tradisi menjadi dukungan terhadap adaptasi dan revitalisasi. Pendekatan ini memungkinkan budaya tetap relevan dan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan identitas nasional serta ekonomi kreatif.

“Kolaborasi lintas sektor memastikan koherensi dan memperkuat kredibilitas. Kebijakan terpadu memungkinkan Indonesia untuk berbicara dengan suara budaya yang jelas dan percaya diri,” ujarnya. Dengan strategi ini, diplomasi budaya tidak hanya menjadi simbol nasionalisme, tetapi juga instrumen praktis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

Kolaborasi untuk Diplomasi Budaya yang Kuat

Fadli Zon menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor agar diplomasi budaya berjalan efektif. Kolaborasi ini mencakup institusi pemerintah, komunitas kreatif, akademisi, serta sektor swasta. Dengan bekerja sama, diplomasi budaya Indonesia dapat lebih sistematis dan memberikan dampak yang berkelanjutan.

Diplomasi budaya, menurut Menbud, juga dapat memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang menghargai keberagaman dan mampu beradaptasi dengan perkembangan global. Peningkatan kualitas dan koordinasi program budaya menjadi kunci agar budaya Indonesia berbicara dengan suara yang jelas, tegas, dan meyakinkan di forum internasional.

Menempatkan Budaya sebagai Duta Bangsa

Keseluruhan diskusi menegaskan bahwa budaya Indonesia bukan sekadar aset nasional, tetapi juga alat diplomasi yang efektif. Melalui diplomasi budaya, Indonesia dapat menunjukkan kekuatan identitas, kreativitas, dan pluralitasnya kepada dunia. Fadli Zon menegaskan bahwa penguatan budaya sebagai soft power merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk memperkuat posisi Indonesia di tingkat global, sekaligus mendorong pembangunan karakter bangsa.

Dengan pendekatan ini, diplomasi budaya menjadi lebih dari sekadar promosi seni dan tradisi. Budaya berfungsi sebagai medium untuk membangun hubungan internasional yang kuat, memajukan ekonomi kreatif, dan menegaskan identitas bangsa di tengah arus globalisasi yang cepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index