JAKARTA – Harga pangan di tingkat nasional kembali menjadi sorotan masyarakat, terutama menjelang musim liburan dan aktivitas konsumsi yang meningkat.
Data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia menunjukkan beberapa komoditas strategis mengalami harga relatif tinggi, terutama bawang merah dan cabai rawit merah.
Berdasarkan laporan PIHPS yang dirilis Rabu pagi pukul 07.26 WIB, harga bawang merah di tingkat pedagang eceran mencapai Rp37.900 per kilogram (kg), sedangkan cabai rawit merah tercatat Rp24.600 per kg. Kondisi ini menunjukkan tekanan harga pada komoditas bumbu dapur masih signifikan, meskipun pemerintah terus memantau pasokan dan distribusi di pasar tradisional maupun modern.
Variasi Harga Beras Sesuai Kualitas
Selain bawang merah dan cabai rawit merah, beberapa komoditas pangan lainnya turut dicatat oleh PIHPS. Bawang putih tercatat Rp36.650 per kg. Harga beras menunjukkan variasi sesuai kualitasnya. Beras kualitas bawah I berada di Rp12.550 per kg, beras kualitas bawah II Rp12.150 per kg, beras kualitas medium I Rp14.700 per kg, dan medium II Rp14.350 per kg. Sementara beras kualitas super I mencapai Rp15.800 per kg dan super II Rp15.600 per kg.
Harga Cabai Lain dan Tekanan Permintaan Tinggi
Bagi konsumen yang mencari cabai segar lain, harga cabai merah besar tercatat Rp39.600 per kg, cabai merah keriting Rp40.400 per kg, serta cabai rawit hijau Rp21.750 per kg. Data ini menunjukkan permintaan tetap tinggi untuk cabai merah besar dan keriting, bahan utama masakan sehari-hari.
Harga Protein Hewani dan Komoditas Lainnya
Harga daging ayam ras berada di Rp29.050 per kg, sedangkan daging sapi kualitas I dan II masing-masing Rp132.500 per kg. Gula pasir kualitas premium Rp17.400 per kg, gula lokal Rp17.850 per kg. Minyak goreng curah Rp18.150 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I Rp21.100 per liter, dan bermerek II Rp20.500 per liter. Telur ayam ras tercatat Rp27.400 per kg.
Peran PIHPS dalam Pemantauan Harga Pangan
PIHPS menegaskan data harga pangan diambil dari pasar tradisional dan modern secara nasional, dengan tujuan memberi gambaran akurat bagi pemerintah maupun masyarakat. Informasi ini membantu konsumen merencanakan kebutuhan sehari-hari dan pemerintah merumuskan kebijakan stabilisasi harga pangan.
Tekanan Harga dan Upaya Pemerintah
Kondisi harga menunjukkan adanya tekanan pada bawang dan cabai, yang dipengaruhi faktor musiman, distribusi, dan permintaan. Sementara harga beras, gula, dan minyak goreng relatif stabil, menandakan upaya pemerintah menjaga pasokan dan subsidi berjalan efektif.
Opsi Konsumen untuk Mengelola Biaya
Masyarakat dapat memilih produk sesuai kemampuan ekonomi, misalnya beras kualitas bawah atau medium, agar tetap memenuhi kebutuhan pokok. Perbedaan harga minyak goreng antara curah dan bermerek juga menegaskan perlunya pemantauan harga oleh konsumen untuk mendapatkan harga lebih kompetitif.
Pemantauan Harga Strategis untuk Inflasi
Pemantauan harga pangan strategis menjadi bagian dari strategi nasional menjaga inflasi terkendali. Dengan pemahaman harga pasar, pemerintah bisa mengambil langkah proaktif, seperti memastikan stok, menyalurkan bantuan sosial, atau memberi subsidi tertentu untuk menahan kenaikan harga yang tajam.
Stabilitas Harga dan Peran Pemerintah
Harga pangan yang tercatat oleh PIHPS mencerminkan kondisi pasar yang dinamis namun tetap dalam pengawasan ketat. Konsumen diharapkan cermat dalam memilih bahan pokok, sementara pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga demi kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.