Kemenpar

Budaya Kebersihan Dorong Pariwisata Berkelanjutan di Pagar Alam

Budaya Kebersihan Dorong Pariwisata Berkelanjutan di Pagar Alam
Budaya Kebersihan Dorong Pariwisata Berkelanjutan di Pagar Alam

JAKARTA - Kebersihan telah menjadi salah satu fondasi utama dalam membangun pariwisata berkualitas. 

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menegaskan hal ini melalui program Gerakan Wisata Bersih (GWB), yang dikembangkan untuk menumbuhkan budaya peduli lingkungan dan mendukung pariwisata berkelanjutan di seluruh Indonesia. Salah satu kota yang menjadi percontohan adalah Pagar Alam, Sumatera Selatan, yang memiliki lanskap alam menawan dan potensi ekowisata tinggi.

Gerakan Wisata Bersih sebagai Budaya Baru

Sekretaris Kementerian Pariwisata Bayu Aji menekankan pentingnya menjadikan GWB sebagai budaya, bukan sekadar kegiatan sesaat. Menurutnya, budaya kebersihan bisa menjadi identitas dalam membangun pariwisata yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan.

“Gerakan Wisata Bersih harus kita hidupkan sebagai budaya, bukan sekadar kegiatan. Sebuah budaya baru dalam pariwisata Indonesia, budaya yang menempatkan kebersihan sebagai identitas dan fondasi utama dalam membangun pariwisata inklusif dan kompetitif,” ujar Bayu dalam keterangan resmi yang dikonfirmasi di Jakarta.

Dalam kegiatan GWB di Lapangan Landing Paralayang Tangga 2001, Pagar Alam, Bayu menekankan bahwa program ini bukan simbol semata, melainkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan pengelolaan destinasi wisata. GWB dirancang agar menjadi bagian dari sistem pengelolaan pariwisata yang hidup, konsisten, dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah, dan pelaku wisata.

“Melalui kegiatan hari ini, kita berharap GWB dapat memantik semangat masyarakat Pagar Alam untuk menjaga lingkungan, memperkuat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku wisata, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap pariwisata bersih dan berkelanjutan,” kata Bayu.

Fokus pada Kualitas dan Keberlanjutan

Arah pembangunan pariwisata Indonesia saat ini menekankan pada kualitas, keberlanjutan, dan pengalaman wisatawan yang bermakna. Menurut Bayu, kebersihan tidak hanya menjadi indikator layanan, tetapi juga cerminan peradaban dan karakter bangsa.

“Kita percaya bahwa pariwisata yang bersih adalah pariwisata yang bermartabat. Kebersihan adalah bagian dari jati diri bangsa. Mari bersama menjadikan kebersihan sebagai nilai luhur dalam pengembangan pariwisata Indonesia, khususnya di Bumi Besemah yang kita cintai ini,” ujarnya.

GWB di Pagar Alam menghadirkan berbagai kegiatan, mulai dari bersih-bersih destinasi wisata secara massal, kampanye sadar kebersihan, edukasi masyarakat, hingga penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah ramah lingkungan. Sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas juga diperkuat agar praktik yang diterapkan bisa bertahan lama dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh komunitas lari setempat melalui fun run, yang sekaligus menjadi ajang promosi kesadaran akan gaya hidup sehat dan lingkungan bersih.

Pagar Alam, Pilihan Tepat untuk Percontohan Nasional

Pemilihan Pagar Alam sebagai lokasi GWB bukan tanpa alasan. Kota ini memiliki keindahan alam yang memukau, udara sejuk dataran tinggi, serta budaya masyarakat yang khas. Dikelilingi oleh perkebunan teh dan kopi, Pagar Alam memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam dan ekowisata yang selaras dengan prinsip keberlanjutan.

Wakil Wali Kota Pagar Alam Bertha menyampaikan apresiasi atas dipilihnya kota tersebut sebagai lokasi percontohan GWB nasional. Ia menekankan pentingnya praktik kebersihan dalam meningkatkan promosi dan daya saing destinasi, sekaligus menjaga keseimbangan sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.

“Kegiatan ini sangat positif dalam meningkatkan promosi dan daya saing destinasi melalui praktik kebersihan dan kesehatan yang berkelanjutan. Ini juga menjaga keseimbangan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan,” ujar Bertha.

Ia menambahkan bahwa program seperti GWB tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan, tetapi juga mendorong kemajuan ekonomi masyarakat lokal. Peningkatan tata kelola destinasi wisata secara profesional akan menambah nilai tambah bagi sektor pariwisata, sekaligus memperkuat citra Pagar Alam sebagai kota yang bersih, ramah lingkungan, dan berorientasi pada keberlanjutan.

Mendorong Partisipasi Masyarakat

Keberhasilan GWB sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Dengan melibatkan komunitas lokal, pelaku usaha, dan pemerintah daerah, gerakan ini diharapkan menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan dan lingkungan. Budaya kebersihan bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal kualitas hidup masyarakat dan pengalaman wisata yang menyenangkan.

Program ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pariwisata berkelanjutan membutuhkan kerja sama semua pihak, dari pemerintah hingga wisatawan. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan dan memelihara daya tarik destinasi, sehingga wisata tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga melestarikan lingkungan dan budaya lokal.

Dengan Gerakan Wisata Bersih, Kemenpar menegaskan komitmennya untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang lebih sehat, berkelas, dan berkelanjutan, di mana kebersihan menjadi nilai utama yang membedakan Indonesia dari destinasi lainnya. Pagar Alam, sebagai kota percontohan, diharapkan menjadi model bagi kota-kota wisata lain di Tanah Air untuk menerapkan prinsip serupa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index