Kesehatan

Efek Sering Makan Ramen, Ada Risiko Kesehatan yang Perlu Diperhatikan

Efek Sering Makan Ramen, Ada Risiko Kesehatan yang Perlu Diperhatikan
Efek Sering Makan Ramen, Ada Risiko Kesehatan yang Perlu Diperhatikan

JAKARTA - Ramen menjadi salah satu hidangan cepat saji favorit di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Rasanya yang gurih, kuah yang hangat, dan tekstur mie yang kenyal membuat banyak orang tergoda untuk menikmatinya setiap hari. Namun, di balik kenikmatan tersebut, konsumsi ramen yang terlalu sering bisa membawa risiko kesehatan serius yang sering kali diabaikan.

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition, Health and Ageing menyoroti hubungan antara frekuensi konsumsi ramen dengan peningkatan risiko kematian dini, khususnya pada pria di bawah usia 70 tahun. Penelitian ini melibatkan lebih dari 6.500 peserta berusia sekitar 40 tahun di Prefektur Yamagata, Jepang, yang diamati selama 4,5 tahun.

Frekuensi Konsumsi Ramen dan Risiko Kesehatan

Para peserta penelitian dikelompokkan berdasarkan seberapa sering mereka mengonsumsi ramen, mulai dari kurang dari sebulan sekali hingga lebih dari tiga kali seminggu. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang paling sering makan ramen, terutama jika meminum lebih dari separuh kuahnya, memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding kelompok lainnya. Dari 145 kematian yang tercatat, 100 di antaranya disebabkan oleh kanker dan 29 akibat penyakit jantung.

Para peneliti menekankan bahwa kandungan garam yang tinggi dalam kuah ramen menjadi faktor utama risiko ini. "Ramen dan kuahnya mengandung kadar garam yang tinggi. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit terkait garam, seperti stroke dan kanker lambung," jelas laporan penelitian.

Kombinasi Ramen dan Alkohol Meningkatkan Risiko

Lebih lanjut, risiko ini semakin meningkat bila konsumsi ramen dibarengi dengan kebiasaan minum alkohol. Pria yang makan ramen lebih dari tiga kali seminggu sambil minum alkohol tercatat memiliki risiko kematian hingga tiga kali lipat dibanding mereka yang jarang melakukan keduanya. Temuan ini menjadi peringatan penting bagi para penggemar ramen yang gemar menikmati minuman beralkohol bersamaan dengan hidangan favorit mereka.

Mengapa Kuah Ramen Berbahaya?

Salah satu faktor paling berbahaya dari ramen adalah kuahnya. Banyak orang cenderung meminum seluruh kuah karena rasanya yang lezat. Padahal, kuah ramen kaya akan natrium akibat penggunaan garam, MSG, dan bumbu penyedap lainnya. Konsumsi garam berlebihan merupakan salah satu penyebab hipertensi, yang kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah lama memperingatkan bahwa konsumsi garam harian sebaiknya dibatasi maksimal 5 gram per orang. Mengingat sebagian besar kuah ramen mengandung lebih dari itu, minum kuah sepenuhnya bisa membuat batas aman harian mudah terlampaui.

Tips Aman Menikmati Ramen

Meski risikonya cukup nyata, bukan berarti penggemar ramen harus sepenuhnya menghindarinya. Ada beberapa strategi untuk tetap bisa menikmati ramen tanpa mengorbankan kesehatan:

Konsumsi Sesekali: Jadikan ramen sebagai hidangan sesekali, bukan menu rutin harian. Konsumsi jarang akan mengurangi akumulasi natrium dalam tubuh.

Batasi Kuah: Hindari meminum seluruh kuah. Menyisakan sebagian kuah dapat menurunkan asupan garam hingga setengahnya.

Hindari Alkohol: Jangan kombinasikan ramen dengan alkohol, terutama bagi pria, karena kombinasi ini terbukti meningkatkan risiko kematian.

Perbanyak Sayuran: Tambahkan sayuran segar atau rebus dalam semangkuk ramen. Hal ini tidak hanya menambah serat dan vitamin, tapi juga membantu menyeimbangkan efek garam.

Pilih Ramen Rendah Garam: Beberapa merek instan menyediakan versi rendah natrium, yang lebih ramah bagi kesehatan jantung.

Kesadaran Nutrisi Penting

Selain faktor garam, penting juga memperhatikan kandungan nutrisi lain dalam ramen. Satu porsi ramen biasanya tinggi kalori, karbohidrat, dan lemak jenuh, namun rendah protein dan serat. Jika dikonsumsi terlalu sering, pola makan ini dapat memicu obesitas, diabetes, dan penyakit metabolik lainnya.

Beberapa ahli menyarankan untuk tidak menjadikan ramen sebagai pengganti makanan seimbang. Sebagai gantinya, konsumsi bersamaan dengan lauk bergizi seperti telur, sayuran, atau sumber protein lain dapat membantu menyeimbangkan nutrisi.

Ramen memang menggoda dan praktis, tetapi terlalu sering mengonsumsinya, terutama dengan meminum seluruh kuah dan menambahkan alkohol, dapat menimbulkan risiko kesehatan serius. Hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan kanker lambung merupakan beberapa ancaman yang terkait dengan konsumsi berlebihan.

Dengan mengikuti tips konsumsi bijak dan membatasi frekuensi, penggemar ramen tetap dapat menikmati hidangan favorit ini tanpa harus mengorbankan kesehatan. Kesadaran akan kandungan garam dan nutrisi serta pengaturan pola makan menjadi kunci untuk menjaga tubuh tetap sehat sekaligus tetap menikmati kuliner populer ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index