JAKARTA - Di era digital, keamanan siber menjadi salah satu hal paling krusial, tetapi ironisnya banyak pengguna internet masih mengandalkan kata sandi sederhana yang mudah ditebak.
Laporan terbaru dari situs riset teknologi Comparitech mengungkap bahwa kombinasi angka seperti "123456" masih menjadi password paling populer di dunia hingga akhir 2025. Fenomena ini menimbulkan risiko besar terhadap keamanan akun pribadi dan data sensitif.
Peneliti Comparitech menganalisis lebih dari dua miliar password yang bocor dari berbagai forum dan basis data pelanggaran keamanan siber sepanjang tahun 2025. Dari hasil analisis tersebut, mereka menyusun daftar 100 kata sandi paling umum digunakan pengguna internet di seluruh dunia.
Hasil riset menunjukkan kata sandi "123456" muncul sebanyak 7,6 juta kali, menempatkannya sebagai password nomor satu yang paling sering digunakan. Posisi kedua dan ketiga ditempati pola serupa, yakni "12345678" dan "123456789", masing-masing jutaan kali ditemukan dalam data kebocoran.
Daftar Password Populer dan Ancaman Keamanan
Selain kombinasi angka berurutan, kata sandi seperti "admin" menempati posisi keempat, "1234" di urutan kelima, dan kata “password” tetap berada di peringkat kedelapan. Berikut daftar 20 password paling sering digunakan versi Comparitech:
123456 – 7.618.192
12345678 – 3.676.487
123456789 – 2.866.100
admin – 1.987.808
1234 – 1.771.335
Aa123456 – 1.411.847
12345 – 1.301.052
password – 1.082.010
123 – 959.741
1234567890 – 674.200
12345678910 – 562.833
1234567 – 523.380
Aa@123456 – 501.446
Pass@123 – 485.846
Password – 470.313
123123 – 385.949
P@ssw0rd – 347.249
111111 – 326.154
admin123 – 306.343
1111 – 269.204
Mayoritas kata sandi ini tergolong pendek dan mudah ditebak, sehingga menjadi target empuk bagi para peretas.
Kemalasan Digital dan Kebiasaan Buruk Pengguna
Peneliti Comparitech menyebut penggunaan password sederhana sebagai “contoh nyata kemalasan manusia” dalam menjaga keamanan digital. Dari analisis 1.000 password teratas, sekitar 25 persen hanya berisi deretan angka sederhana, 38,6 persen berupa pola angka berurutan seperti “123”, dan 3,1 persen menggunakan huruf sederhana seperti “abc”. Sisanya merupakan kombinasi karakter tunggal atau pola angka menurun seperti “321”.
Lebih dari 65 persen password yang digunakan memiliki panjang kurang dari 12 karakter. Padahal, standar keamanan digital merekomendasikan minimal 12 karakter dengan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Penggunaan kata sandi yang pendek dan mudah ditebak sangat meningkatkan risiko pembobolan akun, terutama jika pengguna mengulang password yang sama di berbagai platform.
Tips Pakar Keamanan: Gunakan Password Aman
Para pakar keamanan siber menekankan pentingnya membuat kata sandi unik dan kompleks. Salah satu langkah aman adalah menggunakan pengelola kata sandi (password manager) bawaan browser atau aplikasi khusus. Password manager dapat membuat kombinasi kata sandi yang kuat, menyimpan dengan aman, dan memudahkan pengguna dalam mengingat berbagai akun digital.
Selain itu, aktivasi autentikasi dua faktor (two-factor authentication/2FA) menjadi langkah tambahan yang disarankan. Dengan 2FA, meskipun kata sandi bocor, akun tetap aman karena pengguna memerlukan kode tambahan dari perangkat lain untuk mengaksesnya.
“Langkah-langkah sederhana ini jauh lebih aman dibanding mengandalkan kata sandi yang mudah ditebak, seperti ‘123456’,” ujar para ahli keamanan.
Kesadaran dan Edukasi Pengguna Kunci Keamanan Digital
Selain penerapan teknologi, edukasi pengguna menjadi faktor penting dalam meningkatkan keamanan siber. Banyak orang belum menyadari bahwa kebocoran kata sandi dapat berimbas pada data finansial, identitas pribadi, hingga akun media sosial. Penggunaan password populer dapat memudahkan hacker melakukan serangan skimming, phising, atau brute force.
Peningkatan kesadaran digital termasuk rutin mengganti password, tidak menggunakan informasi pribadi dalam kata sandi, serta mengaktifkan 2FA. Strategi ini diharapkan mampu mengurangi risiko pencurian identitas dan kebocoran data.
Hindari Kata Sandi Populer Demi Keamanan
Fenomena penggunaan password mudah ditebak menunjukkan masih rendahnya kesadaran keamanan digital di masyarakat. “123456”, “password”, dan pola sederhana lainnya memang mudah diingat, tetapi sangat berbahaya jika digunakan di era siber saat ini.
Pengguna internet dianjurkan untuk segera mengganti password lama dengan kombinasi yang kompleks, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan memanfaatkan teknologi pengelola kata sandi. Langkah-langkah ini tidak hanya melindungi akun pribadi tetapi juga memperkuat kepercayaan diri pengguna dalam beraktivitas digital.
Meningkatkan kesadaran akan keamanan siber sejak dini menjadi kunci agar pengguna dapat tetap terlindungi, mengurangi risiko peretasan, dan menjaga data pribadi tetap aman di dunia yang serba terhubung.