JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya kerja kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah dalam menurunkan angka stunting nasional.
Target yang ditetapkan pemerintah adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14,2 persen pada 2029.
Pernyataan ini disampaikan Gibran saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2025 di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kuningan, Jakarta, Rabu. Dalam kesempatan tersebut, Wapres menegaskan bahwa pencapaian target nasional membutuhkan sinergi dan gotong-royong seluruh elemen masyarakat.
“Program ini harus kita keroyok bersama. Kuncinya ada pada sinergi antara pusat dan daerah,” ujar Gibran di hadapan menteri, kepala daerah, dan kader kesehatan masyarakat yang hadir.
Capaian Positif sebagai Bukti Kolaborasi
Menurut Wapres Gibran, penurunan prevalensi stunting pada 2024 menjadi 19,8 persen menunjukkan keberhasilan kolaborasi lintas sektor. Angka ini lebih baik dari proyeksi Bappenas sebesar 20,1 persen dan berarti sekitar 357 ribu anak berhasil diselamatkan dari risiko stunting dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain stunting, Gibran menekankan bahwa penurunan ini juga disertai berkurangnya kasus balita wasting, overweight, dan anemia pada ibu hamil. “Ini hasil kerja kolaboratif semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, posyandu, hingga ibu-ibu PKK,” jelasnya.
Wapres memberikan apresiasi tinggi terhadap seluruh tenaga lapangan dan pemerintah daerah yang berperan aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Tantangan Menuju Target Nasional
Meski pencapaian tahun lalu menggembirakan, Wapres Gibran mengingatkan tantangan ke depan masih besar. Pemerintah menargetkan angka stunting turun hingga 14,2 persen pada 2029, dan penurunan ini harus dicapai melalui koordinasi lintas sektor yang konsisten serta intervensi gizi yang berkelanjutan di setiap daerah.
Gibran menekankan, strategi penurunan stunting tidak hanya bergantung pada program pusat, tetapi juga partisipasi aktif pemerintah daerah, lembaga masyarakat, dan sektor swasta. “Semua elemen harus terlibat, turun tangan, dan bekerja sama,” katanya.
Daerah Berprestasi Jadi Contoh
Wapres juga menyoroti keberhasilan beberapa daerah dalam menurunkan angka stunting secara signifikan. Provinsi Jawa Barat menjadi contoh, di mana angka stunting berhasil turun sebesar 5,8 persen dalam satu tahun. Gibran menyebut pencapaian ini sebagai bukti bahwa kerja bersama antara pemerintah dan masyarakat dapat menghasilkan perubahan nyata.
“Ini salah satu provinsi dengan penurunan paling signifikan. Kita harapkan keberhasilan ini bisa ditiru oleh daerah lain,” kata Wapres.
Penguatan Komitmen Nasional
Rakornas Percepatan Penurunan Stunting 2025 mengusung tema "Mengukuhkan Komitmen Bersama untuk Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia". Agenda ini bertujuan menegaskan pentingnya keberlanjutan program serta penguatan komitmen semua pihak dalam penanganan stunting.
Dalam forum tersebut, hadir pula Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Kepala BKKBN Wihaji, dan Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya. Kehadiran para pejabat tinggi ini menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting menjadi prioritas nasional yang mendapat dukungan lintas sektor.
Strategi dan Sinergi Lintas Sektor
Wapres Gibran menekankan bahwa keberhasilan penurunan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk program intervensi gizi, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, edukasi masyarakat, serta pemanfaatan posyandu dan kader kesehatan.
Menurutnya, kerja gotong-royong ini harus melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, lembaga swadaya masyarakat, hingga orang tua dan keluarga. “Sekali lagi, ini kerja keroyokan. Semua harus turun tangan agar anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan kuat,” ujarnya.
Komitmen Jangka Panjang Pemerintah
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 mencatat prevalensi stunting sebesar 19,8 persen. Pemerintah berkomitmen menurunkan angka ini menjadi 14,2 persen pada 2029 dan mencapai 5 persen pada 2045, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Rakornas kali ini menjadi momentum untuk memperkuat koordinasi, memperluas intervensi, dan memastikan semua pihak memiliki peran aktif dalam percepatan penurunan stunting. Wapres Gibran menegaskan, keberhasilan program ini akan menjadi cermin bagi komitmen bangsa dalam menjaga kualitas generasi penerus.
Pesan Penutup Wapres Gibran
Wapres menutup sambutannya dengan ajakan agar seluruh pihak menjaga semangat kolaborasi. Penurunan stunting bukan tanggung jawab satu lembaga, melainkan hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat.
Dengan semangat gotong-royong, Wapres berharap anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang lebih baik. “Mari kita nyalakan terus api semangat perjuangan ini di seluruh Indonesia,” pungkasnya.