JAKARTA - Di tengah percepatan transformasi digital di industri keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan satu hal yang menjadi fondasi utama: kepercayaan publik.
Kepala Departemen Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Bernard Wijaya, menekankan bahwa tanpa kepercayaan, inovasi digital dalam sektor keuangan dan asuransi tidak akan memiliki makna.
“Tanpa kepercayaan, seluruh inovasi tidak akan berarti,” ujar Bernard dalam acara iLearn Conference & Seminar 2025 yang digelar oleh PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re di Jakarta, Selasa. Pernyataan ini menegaskan bahwa di balik kemajuan teknologi, integritas dan tata kelola etis tetap menjadi pijakan utama.
Pemanfaatan Data Secara Bertanggung Jawab
Untuk menjaga kepercayaan tersebut, OJK mendorong agar perusahaan asuransi memanfaatkan data secara bertanggung jawab, berdasarkan prinsip lawfulness (sesuai hukum), purpose limitation (data dikumpulkan untuk tujuan terbatas), dan data minimization (privasi data dijaga seminimal mungkin).
Keamanan data, menurut Bernard, bukan sekadar masalah teknologi, tetapi juga cerminan etika dan tata kelola industri. Ia menekankan perlunya kolaborasi lintas lembaga untuk membangun resiliensi siber yang berkelanjutan, sehingga inovasi digital tidak hanya cepat, tetapi juga aman dan berkeadilan.
“Teknologi tidak akan pernah menggantikan integritas manusia. Setiap pelaku industri harus menjunjung tinggi etika dan akuntabilitas, mulai dari penyampaian produk, komunikasi dengan konsumen, hingga pengelolaan klaim,” ujar Bernard.
Digitalisasi Harus Selaras dengan Perlindungan Konsumen
Dalam hal perlindungan konsumen, inovasi digital harus difokuskan untuk memperluas akses serta meningkatkan literasi keuangan. Produk asuransi digital, menurut Bernard, harus dirancang dengan prinsip transparansi, kemudahan, dan keberpihakan kepada konsumen.
Dengan pendekatan ini, teknologi tidak sekadar mempercepat proses, tetapi juga memperkuat keadilan dan kepercayaan di industri. Sinergi antar lembaga menjadi kunci, di mana OJK mengawasi market conduct dan etika, BSSN menjaga keamanan siber, dan Kementerian Komunikasi & Digital memastikan ekosistem data nasional selaras dengan prinsip perlindungan dan keterbukaan.
Komisi Informasi Pusat memperkuat hak publik atas informasi transparan, sementara Indonesia Re bertindak sebagai rumah pengetahuan berbasis risiko khusus industri asuransi, menjadi jembatan antara teori, praktik, dan kebijakan.
Transformasi Digital Berbasis Kepercayaan
Bernard menekankan bahwa transformasi digital adalah masa depan industri asuransi, namun hanya bisa dicapai bila dibangun atas kepercayaan yang kuat terhadap tata kelola data. Setiap inovasi digital harus meningkatkan transparansi informasi, menegakkan keadilan dalam proses klaim, serta menjamin keamanan data pribadi nasabah.
“Digitalisasi adalah masa depan, tapi kepercayaan adalah fondasinya. Tanpa kepercayaan, tidak ada teknologi yang akan bertahan lama. Namun dengan trust, setiap inovasi akan menjadi pijakan bagi kemajuan yang berkelanjutan,” tegas Bernard.
Kepercayaan Ibarat Kaca yang Harus Dijaga
Ia memberikan analogi bahwa kepercayaan publik ibarat kaca bening yang kuat, namun sulit dikembalikan jika retak. Di era digital, setiap perusahaan memegang jutaan potongan kaca berupa data, informasi, dan harapan masyarakat.
“Tugas kita bukan sekadar memanfaatkannya, tetapi menjaganya agar tetap utuh. Industri asuransi bukan hanya soal perhitungan risiko, tetapi menjaga janji. Dan janji itu hanya berarti jika masyarakat percaya bahwa kita menepatinya, dengan data yang aman, perilaku etis, dan pengawasan berintegritas,” ujar Bernard menutup paparan.
Menuju Ekosistem Asuransi yang Aman dan Berkelanjutan
Dengan landasan kepercayaan sebagai pijakan, industri asuransi di Indonesia diharapkan mampu menghadirkan inovasi digital yang aman, adil, dan berkualitas, sekaligus memperkuat posisi sektor keuangan di tengah transformasi digital nasional. Kolaborasi antar lembaga, penerapan prinsip etis, serta komitmen terhadap perlindungan konsumen menjadi kunci agar inovasi dapat berjalan berkelanjutan, menciptakan ekosistem keuangan yang sehat dan dipercaya publik.