Penjualan Eceran

Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat Pada Libur Akhir Tahun 2025 dan Ramadan 2026

Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat Pada Libur Akhir Tahun 2025 dan Ramadan 2026
Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat Pada Libur Akhir Tahun 2025 dan Ramadan 2026

JAKARTA - Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), para pelaku usaha eceran memperkirakan penjualan akan mengalami peningkatan signifikan pada Desember 2025 dan Maret 2026.

Data tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) yang masing-masing tercatat sebesar 167,7 untuk Desember dan 155,7 untuk Maret. Angka ini menunjukkan kenaikan dibandingkan periode sebelumnya yang masing-masing berada pada level 146,8 dan 142,3.

Kenaikan ekspektasi ini diperkirakan dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Natal dan libur akhir tahun, serta Ramadan dan HKBN Idulfitri 1447 H. “Peningkatan IEP tersebut diperkirakan didorong oleh permintaan saat periode HKBN Natal dan libur akhir tahun, serta Ramadan dan HKBN Idulfitri 1447 H,” ungkap laporan BI.

Harga Diprediksi Ikut Naik Seiring Permintaan Menguat

Selain peningkatan penjualan, tekanan inflasi juga diperkirakan meningkat pada periode Desember 2025 dan Maret 2026. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) yang masing-masing berada pada level 157,2 dan 172,5, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 134,6 dan 169,2.

Kenaikan harga sejalan dengan tingginya permintaan saat momen HKBN Natal dan Idulfitri. Dengan kata lain, peningkatan volume penjualan turut memengaruhi ekspektasi harga, terutama untuk produk-produk kebutuhan pokok, minuman, dan barang-barang musiman.

Kinerja Penjualan Eceran Oktober 2025 Tunjukkan Tren Positif

Survei sebelumnya juga menunjukkan bahwa penjualan eceran pada Oktober 2025 diperkirakan meningkat. Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober diprediksi tumbuh 4,3% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7% yoy. Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan tumbuh 0,6% month to month (mtm), didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang persiapan HKBN Natal.

Peningkatan penjualan ini sebagian besar berasal dari kenaikan pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta perlengkapan rumah tangga lainnya. Lonjakan permintaan pada kelompok-kelompok tersebut mencerminkan kebiasaan konsumen yang cenderung meningkatkan konsumsi menjelang libur panjang dan perayaan keagamaan.

Peran Libur Nasional dan Musiman terhadap Penjualan

Hari libur dan perayaan nasional menjadi faktor kunci yang mendorong ekspektasi penjualan eceran. Perusahaan ritel mempersiapkan stok barang dan promosi khusus untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Menurut BI, fenomena ini tercermin dari meningkatnya IEP dan IEH secara bersamaan, menandakan bahwa konsumen tidak hanya meningkatkan jumlah pembelian, tetapi juga bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan selama periode tersebut.

Selain itu, Ramadan dan Idulfitri 1447 H juga diprediksi menjadi momen penting bagi sektor eceran. Permintaan untuk produk makanan, minuman, dan perlengkapan rumah tangga cenderung meningkat seiring tradisi membeli kebutuhan hari raya. Kenaikan ini secara langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan penjualan dan ekspektasi harga yang lebih tinggi.

Dampak Positif pada Industri dan Ekonomi Lokal

Meningkatnya penjualan eceran tidak hanya menjadi indikator kesehatan sektor ritel, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal. Pertumbuhanpenjualan mendorong perputaran uang di masyarakat, meningkatkan produksi, dan mendorong aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan meningkatnya permintaan, pelaku usaha dapat menyesuaikan stok, tenaga kerja, dan strategi pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara optimal.

Selain itu, tren peningkatan penjualan menjelang libur nasional juga membuka peluang bagi perusahaan ritel untuk memperluas jangkauan pasar melalui promosi dan penawaran produk baru. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong daya beli masyarakat dan memperkuat ekonomi regional.

Strategi Pelaku Usaha Menghadapi Lonjakan Permintaan

Untuk menghadapi lonjakan permintaan, pelaku usaha perlu melakukan beberapa strategi. Pertama, mengatur stok barang secara tepat agar tidak kehabisan produk selama periode puncak. Kedua, mempersiapkan tenaga kerja tambahan atau jam kerja fleksibel untuk meningkatkan efisiensi pelayanan. Ketiga, menyesuaikan harga dan promosi agar tetap menarik bagi konsumen tanpa mengorbankan margin keuntungan.

Selain itu, pemanfaatan teknologi dan sistem e-commerce dapat menjadi strategi penting untuk menjangkau konsumen lebih luas, terutama di kota-kota besar. Penjualan daring diharapkan mampu mengakomodasi permintaan yang meningkat tanpa menimbulkan antrean panjang di toko fisik.

Ekspektasi Positif Penjualan Eceran

Dengan indikator IEP dan IEH yang menunjukkan tren positif, Bank Indonesia memproyeksikan penjualan eceran akan terus meningkat pada Desember 2025 dan Maret 2026. Kenaikan ini diprediksi dipicu oleh momen libur nasional dan perayaan keagamaan, serta meningkatnya permintaan di berbagai kelompok produk.

Peningkatan penjualan tidak hanya mencerminkan optimisme konsumen, tetapi juga memberikan sinyal positif bagi pelaku usaha dan ekonomi lokal. Dengan perencanaan yang tepat, pelaku usaha eceran dapat memaksimalkan peluang pertumbuhan, menjaga stabilitas harga, dan mendukung pemulihan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index