JAKARTA – PT Bank Mega Syariah menunjukkan kemampuan manajemen risiko yang kuat dengan tetap menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) pada level sehat di kuartal III 2025.
Kenaikan NPF yang terjadi hanya bersifat minimal, menegaskan bahwa kualitas aset bank ini tetap terjaga meskipun menghadapi dinamika pasar.
Rundi Dhema Perkasa, Risk Management Division Head Bank Mega Syariah, menegaskan bahwa rasio NPF perseroan meningkat tipis dari 0,91% pada September 2024 menjadi 1,00% pada September 2025. “Kenaikan NPF yang terjadi pada kuartal III ini sebenarnya sangat kecil dan masih berada pada level yang sangat terjaga, di kisaran 1%, jauh di bawah batas ketentuan regulator yaitu 5%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan Bank Mega Syariah masih sangat baik dan terkelola dengan prudent,” ujar Rundi kepada kontan.co.id.
Pendekatan kehati-hatian yang diterapkan Bank Mega Syariah menjadi salah satu faktor utama yang membantu menjaga rasio NPF tetap rendah. Rundi menambahkan, segmen multifinance menjadi penyumbang terbesar terhadap NPF, namun tingkat risiko pada segmen ini masih terkendali dengan baik. “Kontribusi terbesar terhadap NPF saat ini berasal dari segmen multifinance. Namun tingkat NPF di segmen itu masih sangat terkelola, sekitar 2%, dan masih berada di bawah batas toleransi risiko (risk appetite) yang ditetapkan manajemen serta sesuai ketentuan regulator,” jelasnya.
Dengan tingkat NPF yang terjaga, Bank Mega Syariah optimistis dapat mempertahankan kualitas pembiayaan hingga akhir tahun. Manajemen telah menyiapkan strategi antisipatif untuk mencegah kenaikan signifikan pada pembiayaan bermasalah. Rundi menyebutkan, “Bank optimis tren NPF dapat dikelola dan dijaga dalam batas yang sehat hingga akhir tahun.”
Bank Mega Syariah mengimplementasikan sejumlah kebijakan pengelolaan risiko yang komprehensif. Salah satu langkah strategisnya adalah menetapkan Risk Acceptance Criteria (RAC) untuk seluruh portofolio bank secara menyeluruh maupun pada sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus pembiayaan. RAC ini memastikan bahwa setiap pembiayaan yang disalurkan sesuai dengan standar risiko yang dapat diterima.
Selain itu, proses penyaluran pembiayaan di Bank Mega Syariah selalu menerapkan prinsip kehati-hatian yang ketat. Rundi menekankan bahwa bank mengadopsi prinsip 5C, yakni character, capacity, capital, collateral, dan condition, sebagai dasar penilaian setiap calon debitur. Pendekatan ini didukung pula oleh prinsip four eyes, yang memastikan keputusan pembiayaan melalui mekanisme verifikasi ganda sehingga risiko dapat diminimalkan.
Pendekatan manajemen risiko yang menyeluruh tersebut menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas kualitas aset Bank Mega Syariah. Penerapan strategi selektif dalam pemberian pembiayaan memungkinkan bank untuk tetap melakukan ekspansi yang sehat, tanpa mengorbankan kualitas portofolio.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi, Bank Mega Syariah juga fokus pada pemantauan portofolio pembiayaan secara real time. Hal ini memungkinkan pihak manajemen untuk segera mengambil langkah-langkah korektif apabila ada indikasi risiko meningkat. Kombinasi strategi ini diyakini akan mampu menjaga rasio NPF tetap rendah sekaligus mendukung pertumbuhan bank yang berkelanjutan.
Selain itu, pengelolaan risiko yang ketat juga berdampak positif pada stabilitas kinerja operasional. Dengan NPF yang terkendali, bank dapat memaksimalkan pendapatan dari pembiayaan produktif dan memperkuat fondasi keuangan untuk mendukung ekspansi di masa depan.
Rundi menambahkan, “Dengan kombinasi manajemen risiko yang ketat dan portofolio pembiayaan yang selektif, Bank Mega Syariah optimistis dapat menjaga kualitas aset tetap solid sekaligus menjaga pertumbuhan yang sehat hingga akhir 2025.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa bank menempatkan keseimbangan antara pertumbuhan dan pengelolaan risiko sebagai prioritas utama.
Kinerja Bank Mega Syariah juga mencerminkan disiplin internal yang kuat dalam pengelolaan pembiayaan. Penerapan Risk Acceptance Criteria dan prinsip 5C memastikan bahwa setiap pembiayaan dievaluasi secara menyeluruh, mengurangi potensi kredit bermasalah, sekaligus memperkuat fondasi keuangan bank dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, Bank Mega Syariah berhasil mempertahankan reputasi sebagai lembaga keuangan yang mampu menjaga kualitas pembiayaan di tengah dinamika ekonomi. Pendekatan prudent, seleksi portofolio yang cermat, dan manajemen risiko yang komprehensif menjadi pilar utama yang memungkinkan bank tetap stabil dan siap menghadapi tantangan di masa mendatang.