JAKARTA - Industri modal ventura terus menunjukkan performa positif di tengah ketatnya dinamika sektor pembiayaan nasional.
Berdasarkan laporan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba industri ini tercatat mencapai Rp474,4 miliar per September 2025, menandakan keberlanjutan pertumbuhan yang didorong oleh peningkatan valuasi portofolio investasi.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menuturkan bahwa pencapaian tersebut menjadi sinyal positif terhadap kemampuan industri modal ventura dalam beradaptasi dengan situasi pasar yang menantang.
“Terkait industri perusahaan modal ventura, dapat kami sampaikan bahwa perusahaan modal ventura di September 2025 mencatat laba positif sebesar Rp474,4 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers.
Lebih lanjut, Agusman menjelaskan bahwa perusahaan modal ventura kini bersikap lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekosistem startup yang tengah berjuang menghadapi tantangan, mulai dari pendanaan yang ketat hingga perubahan preferensi investor.
“Penyaluran modal ventura masih tetap berlanjut secara selektif dengan fokus terutama pada startup yang memiliki model bisnis yang berkelanjutan,” tegasnya.
Kehati-hatian tersebut, menurut Agusman, justru menjadi strategi penting untuk menjaga profitabilitas industri di tengah perlambatan global. Ia menambahkan, fokus pada perusahaan dengan model bisnis yang telah teruji membantu modal ventura menekan risiko kerugian dan menjaga kinerja keuangan tetap stabil.
Tren Positif di Tengah Perlambatan
Sebelumnya, pada Agustus 2025, laba industri modal ventura berada di posisi Rp474,37 miliar. Dengan demikian, kenaikannya terbilang tipis, yakni 0,02% month to month (MtM). Meski pertumbuhannya lambat, stabilitas laba ini menunjukkan kemampuan pelaku industri untuk mempertahankan kinerja di tengah fluktuasi pasar pembiayaan.
Dalam periode sebelumnya, industri ini bahkan telah mencatat tren positif sejak awal tahun. Pada Februari 2025, laba industri baru mencapai Rp137 miliar, kemudian naik menjadi Rp183 miliar pada Maret, dan terus menanjak hingga Rp315 miliar per Juni 2025. Tren tersebut menegaskan bahwa perusahaan modal ventura secara konsisten memperbaiki strategi investasinya sepanjang tahun.
Investor Beralih ke Perusahaan Tahap Lanjut
Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo), Eddi Danusaputro, memberikan pandangan serupa. Ia menyebut bahwa pola investasi di industri modal ventura kini mengalami pergeseran. Para investor lebih condong menempatkan dana mereka pada perusahaan yang sudah berada di tahap matang (late-stage).
“Hal ini dikarenakan perusahaan pada stage ini lebih dapat memberi keamanan dari segi model bisnis yang lebih proven dan juga dari segi finansial,” ujarnya.
Menurut Eddi, meskipun pendanaan terhadap startup tahap awal (early-stage) melambat, optimisme terhadap industri modal ventura tetap tinggi. Ia menilai prospek pertumbuhan industri hingga akhir 2025 akan tetap positif seiring perbaikan kondisi ekonomi dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap ekosistem startup di Indonesia.
Amvesindo memperkirakan, pembiayaan modal ventura akan tumbuh di kisaran 3%–4% hingga akhir tahun. Harapan tersebut juga sejalan dengan proyeksi OJK yang melihat potensi peningkatan pembiayaan berbasis inovasi dan teknologi di sektor-sektor produktif.
Nilai Pembiayaan dan Aset Masih Tumbuh
Meskipun kinerja laba menunjukkan pertumbuhan terbatas, industri modal ventura masih mampu menjaga ekspansi aset dan pembiayaan. Data OJK mencatat, pada September 2025, nilai pembiayaan modal ventura mencapai Rp16,29 triliun, turun tipis 0,24% (MtM). Namun secara tahunan (year on year/YoY), pembiayaan justru tumbuh 0,25%, menandakan adanya dorongan positif dari sektor riil.
Dari sisi aset, total nilai industri modal ventura mencapai Rp26,76 triliun, naik 2,33% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,15 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun tekanan pasar tetap tinggi, industri masih mampu mempertahankan pertumbuhan aset yang stabil.
Tantangan dan Arah Kebijakan ke Depan
Dalam pandangan OJK, keberlanjutan pertumbuhan industri modal ventura akan sangat bergantung pada kemampuan pelaku usaha menjaga tata kelola dan manajemen risiko. Dengan semakin banyaknya startup yang menghadapi tekanan likuiditas, perusahaan modal ventura dituntut untuk menilai kelayakan bisnis dengan lebih cermat dan fokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi jangka panjang.
Selain itu, kolaborasi dengan lembaga pembiayaan dan investor institusional juga dipandang penting untuk memperluas akses modal sekaligus memperkuat fondasi pendanaan sektor inovatif. OJK berkomitmen terus melakukan pengawasan agar kegiatan penyaluran modal ventura tetap berada di jalur yang sehat dan berkelanjutan.
Kinerja positif industri modal ventura juga menjadi refleksi atas peran penting sektor ini dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional. Melalui investasi yang tepat sasaran, perusahaan modal ventura tidak hanya membantu startup bertahan di masa sulit, tetapi juga mendorong inovasi dan penciptaan lapangan kerja baru di berbagai daerah.
Optimisme Menyongsong Akhir Tahun
Menutup 2025, baik OJK maupun Amvesindo menilai prospek industri modal ventura masih menjanjikan. Dengan fokus pada efisiensi, selektivitas investasi, dan tata kelola yang baik, sektor ini diharapkan mampu mempertahankan momentum positif hingga tahun depan.
Meski pertumbuhan laba relatif kecil, tren stabilitas dan kemampuan industri dalam beradaptasi menjadi catatan penting. Dalam jangka panjang, industri modal ventura diyakini akan terus menjadi katalis bagi penguatan ekosistem pembiayaan berbasis inovasi di Indonesia.