JAKARTA - Nissan kembali menjadi sorotan di industri otomotif global setelah mengonfirmasi tengah menyiapkan generasi terbaru dari Sport Utility Vehicle (SUV) andalannya, Nissan Juke.
Kali ini, pabrikan asal Jepang tersebut akan menghadirkan Juke dalam versi listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) yang dijadwalkan meluncur pada tahun 2026. Langkah ini menandai transformasi besar Nissan dalam memperluas portofolio kendaraan listriknya sekaligus mempertahankan daya tarik Juke yang sudah memiliki penggemar setia di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Mengutip dari Carscoops, Rabu, 12 November 2025, prototipe Nissan Juke EV telah tertangkap kamera saat menjalani uji jalan. Penampakan mobil ini pertama kali diperkenalkan melalui teaser resmi pada Maret 2025, bersamaan dengan peluncuran konsep generasi baru Micra dan Leaf. Uji jalan tersebut semakin memperkuat indikasi bahwa model listrik Juke sudah mendekati tahap produksi massal.
Menariknya, Nissan memastikan bahwa kehadiran Juke listrik tidak akan langsung menggantikan versi bensin dan hybrid yang saat ini masih dijual di pasar global. Perusahaan menilai, konsumen masih memerlukan masa transisi sebelum benar-benar beralih ke kendaraan listrik sepenuhnya. Karena itu, ketiga varian tersebut akan dipasarkan bersamaan untuk memberikan pilihan yang lebih luas bagi pengguna.
“Nissan menilai konsumen masih membutuhkan waktu dan pilihan yang lebih luas, sehingga ketiga opsi mesin ini akan dijual bersamaan, sekaligus menjadi masa transisi bagi konsumen yang ingin beralih ke kendaraan listrik,” tulis laporan Carscoops.
Secara desain, Juke EV generasi baru tetap mempertahankan karakter khasnya sebagai SUV kompak dengan bodi berotot dan tampilan futuristik. Meski tertutup kamuflase saat pengujian, garis bodi yang kuat dan siluet sporty masih terlihat jelas. Penggunaan lampu LED split yang tajam, fender tegas, serta kaca samping meruncing ke belakang menjadi elemen yang mengingatkan pada generasi pendahulunya.
Bagian belakangnya menampilkan desain yang lebih ramping dengan kemiringan kaca menyerupai Nissan Kicks, tetapi memiliki lekukan pintu bagasi yang lebih dinamis. Kombinasi ini memberikan kesan sporty dan modern, sesuai dengan arah desain kendaraan listrik Nissan lainnya. Pelek alloy berukuran besar dengan sentuhan warna hitam serta handle pintu tersembunyi pada pilar C menjadi detail yang tetap dipertahankan sebagai ciri khas Juke, sementara handle depan menggunakan model pop-out, mengikuti tren desain masa kini.
Dari segi teknologi, Nissan memang belum mengumumkan detail spesifikasi teknis dari Juke EV. Namun, laporan menyebutkan bahwa mobil listrik ini akan diproduksi di pabrik Sunderland, Inggris, yang selama ini menjadi salah satu pusat produksi kendaraan listrik Nissan di Eropa. Secara teknis, Juke EV diperkirakan akan menggunakan platform AmpR Medium (CMF-EV) — platform yang juga digunakan pada Nissan Leaf dan Ariya.
Alternatif lain, Nissan juga dapat memanfaatkan platform AmpR Small (CMF-BEV) yang menjadi basis dari model Micra dan dirakit di Douai, Prancis. Kedua platform tersebut sama-sama dirancang untuk efisiensi energi tinggi serta mendukung sistem baterai modular yang kompatibel dengan infrastruktur pengisian cepat (fast charging).
Kehadiran Nissan Juke listrik diprediksi akan memperkuat posisi Nissan di pasar kendaraan listrik global, terutama di Eropa yang semakin ketat dengan regulasi emisi karbon. Selain itu, model ini juga berpotensi menjadi pilihan menarik di pasar Asia, termasuk Indonesia, yang mulai memperluas infrastruktur kendaraan listrik dalam beberapa tahun terakhir.
Bicara soal sejarahnya di Indonesia, Nissan Juke pernah menjadi salah satu SUV paling populer di Tanah Air. Sejak diperkenalkan pada 2011, mobil ini mencatatkan penjualan wholesale sebanyak 9.573 unit, angka yang cukup signifikan untuk segmen SUV kompak. Namun, seiring meningkatnya persaingan dan perubahan tren pasar, penjualannya menurun drastis hingga hanya mencapai 229 unit pada 2017.
Meskipun demikian, Nissan tidak pernah secara resmi mengumumkan penghentian produksi Juke. Mobil ini bahkan sempat dirakit secara lokal di pabrik Nissan Purwakarta, menunjukkan komitmen merek tersebut terhadap pasar domestik. Namun pada 2018, Nissan menghentikan produksi lokalnya, menandai berakhirnya kiprah Juke generasi kedua di Indonesia.
Kini, dengan munculnya kabar mengenai generasi ketiga Juke EV, harapan baru muncul di kalangan penggemar otomotif. Banyak pihak menilai, jika model listrik ini benar-benar diluncurkan di Indonesia, maka Juke EV dapat menjadi simbol kebangkitan Nissan di era kendaraan elektrifikasi. Terlebih, desain ikonik dan dimensi ringkasnya masih sangat relevan dengan kebutuhan pasar urban.
Selain Juke EV, Nissan juga diketahui tengah mengembangkan serangkaian model elektrifikasi lain seperti Micra EV, Ariya, dan Leaf terbaru, yang masing-masing memiliki fokus pada efisiensi dan teknologi ramah lingkungan. Nissan pun berambisi untuk mempercepat transisi menuju elektrifikasi penuh pada dekade mendatang, sejalan dengan target global “Nissan Ambition 2030”.
Dengan momentum tersebut, peluncuran Juke EV pada 2026 diperkirakan akan menjadi bagian penting dari strategi global Nissan untuk memperluas portofolio mobil listriknya. Jika sesuai rencana, Juke EV bukan hanya menjadi evolusi desain dan teknologi, tetapi juga simbol konsistensi Nissan dalam menghadirkan kendaraan inovatif yang sejalan dengan tuntutan zaman.