Kuota Haji 2026

Arab Saudi dan Indonesia Sepakati Kuota Haji 2026 Sebanyak 221.000

Arab Saudi dan Indonesia Sepakati Kuota Haji 2026 Sebanyak 221.000
Arab Saudi dan Indonesia Sepakati Kuota Haji 2026 Sebanyak 221.000

JAKARTA - Pemerintah Indonesia resmi memastikan kuota haji untuk tahun 2026 setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi.

Kesepakatan ini menegaskan kesiapan kedua negara untuk menyelenggarakan ibadah haji dengan tertib, aman, dan nyaman bagi seluruh jemaah Indonesia, sekaligus menjadi langkah awal persiapan operasional haji tahun depan.

Kuota Haji Indonesia Tahun 2026

Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan, menyampaikan bahwa kuota haji Indonesia tahun 2026 ditetapkan sebanyak 221.000 jemaah. Seluruh jemaah akan masuk melalui pintu Jeddah dan Madinah. “Kita pada tahun ini mendapatkan kuota sebanyak 221.000 jemaah, semuanya datang melalui Jeddah dan Madinah,” jelas Gus Irfan.

Penandatanganan MoU antara Kemenhaj RI dan Kemenhaj Arab Saudi ini menandai awal persiapan penyelenggaraan haji 1447 Hijriah atau 2026 Masehi. Gus Irfan menekankan bahwa kesepakatan ini bukan hanya soal jumlah kuota, tetapi juga menyangkut kesiapan seluruh rangkaian proses penyelenggaraan haji.

Persiapan Kesehatan dan Istitho’ah Jemaah

Salah satu fokus utama pembahasan antara Gus Irfan dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah, adalah kesiapan kesehatan calon jemaah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi menegaskan bahwa seluruh calon jemaah harus memenuhi standar kesehatan yang ketat sebelum diberangkatkan.

“Kami akan memperketat proses pemeriksaan dan memastikan seluruh calon jemaah memenuhi standar kesehatan,” ucap Gus Irfan. Hal ini bertujuan agar seluruh jemaah Indonesia dapat melaksanakan ibadah haji dengan aman dan nyaman, sekaligus menekan risiko kesehatan selama ibadah berlangsung.

Kesepakatan Soal Dam dan Transparansi Pembayaran

Selain aspek kesehatan, pembahasan penting lainnya terkait pembayaran dam (denda) haji. Kedua negara sepakat agar pembayaran dilakukan melalui lembaga resmi Adahi dan platform Nusuk Masar, menjamin transparansi dan akuntabilitas setiap transaksi.

Hal ini diharapkan dapat meminimalkan kesalahan administrasi sekaligus memberikan kemudahan bagi jemaah dalam menjalankan kewajibannya selama pelaksanaan ibadah haji. Dengan prosedur resmi, setiap pembayaran dam dapat dipantau dengan jelas, sehingga mendukung pengelolaan haji yang lebih tertib.

Integrasi Data dan Koordinasi Operasional

MoU juga menekankan pentingnya validitas dan integrasi data jemaah. Data tersebut mencakup informasi mengenai kloter, penerbangan, hotel, dan transportasi selamadi Arab Saudi. Dengan integrasi data yang baik, operasional haji diharapkan berjalan lancar dan efisien.

Sejumlah syarikah asal Arab Saudi juga telah membuka kantor di Indonesia untuk memperkuat koordinasi antara kedua negara. Langkah ini diharapkan dapat memastikan pelayanan jemaah Indonesia lebih optimal, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan.

Komitmen untuk Haji yang Tertib dan Berkeadaban

Gus Irfan menekankan bahwa keberhasilan haji Indonesia merupakan cerminan kesuksesan penyelenggaraan haji secara keseluruhan. “Begitu pun juga, jika ada tantangan, kedua pihak berkomitmen untuk saling mendukung demi keberhasilan penyelenggaraan haji Indonesia dan kesuksesan haji 2026,” ujar Gus Irfan.

MoU ini juga menjadi simbol hubungan bilateral yang semakin solid antara Indonesia dan Arab Saudi dalam melayani tamu-tamu Allah. Penandatanganan ini diharapkan menjadikan haji tahun 1447 Hijriah lebih tertib, sehat, dan berkeadaban, sesuai dengan standar pelayanan internasional.

Langkah Awal Menuju Pelaksanaan Haji 2026

Kesepakatan ini menandai dimulainya rangkaian persiapan haji, termasuk pengaturan kuota, kesehatan, data, dan sistem pembayaran dam. Seluruh upaya ini diarahkan agar jemaah Indonesia dapat melaksanakan ibadah dengan aman, nyaman, dan sesuai syariat.

Dengan integrasi dan koordinasi yang baik antara kedua kementerian, diharapkan seluruh proses haji, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan, dapat berlangsung tertib dan efisien. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memastikan kualitas penyelenggaraan haji yang tinggi dan pelayanan maksimal bagi warganya.

Penandatanganan MoU antara Kemenhaj RI dan Kemenhaj Arab Saudi merupakan tonggak awal persiapan haji 2026. Kesepakatan ini meliputi kuota 221.000 jemaah, kesiapan kesehatan, transparansi pembayaran dam, serta integrasi data jemaah untuk operasional yang lancar. Dengan dukungan penuh kedua negara, haji Indonesia diharapkan berjalan tertib, aman, sehat, dan berkeadaban, sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index