Mercedes

Mercedes Kembalikan Tombol Fisik di Kabin, Ini Alasan dan Modelnya

Mercedes Kembalikan Tombol Fisik di Kabin, Ini Alasan dan Modelnya
Mercedes Kembalikan Tombol Fisik di Kabin, Ini Alasan dan Modelnya

JAKARTA - Perkembangan teknologi otomotif kerap membuat pabrikan mobil beralih ke sistem digital penuh, termasuk Mercedes-Benz yang beberapa tahun terakhir fokus pada kabin berbasis layar sentuh.

Namun, kini merek asal Jerman itu mengumumkan langkah mengejutkan: menghadirkan kembali tombol fisik ke dalam kabin mobil barunya.

"Data menunjukkan tombol fisik lebih baik," ujar Kepala Perangkat Lunak Mercedes, Magnus Ostberg, seperti dikutip dari Autocar, Kamis. Pernyataan tersebut menjadi dasar kembalinya fitur kontrol tradisional yang sempat ditinggalkan.

Keputusan ini bukan sekadar perubahan kosmetik, tetapi bagian dari strategi desain kabin Mercedes di masa mendatang. Langkah pertama akan terlihat pada seri GLC serta CLA dengan shooting brake EV baru yang segera dipasarkan.

Model Pertama yang Kebagian Fitur

Mercedes memastikan bahwa kembalinya tombol fisik akan diterapkan secara bertahap. Model CLA terbaru yang baru saja diperkenalkan akan menjadi yang pertama mengusung roda kemudi dengan tambahan rocker, roller, dan tombol fisik. Setelah itu, giliran GLC menyusul sebagai model berikutnya.

Roda kemudi baru ini tidak hanya sekadar ditambahkan tombol, tetapi juga hadir dengan desain yang diperbarui. Mercedes merencanakan roda kemudi tersebut menjadi standar di hampir semua modelnya, termasuk mobil-mobil yang diluncurkan pada tahun ini.

Dengan demikian, sedan CLA yang akan mulai dipasarkan akhir tahun akan menjadi tonggak penting dalam perubahan desain kabin Mercedes. Perubahan ini sekaligus menegaskan arah baru pabrikan untuk menjaga keseimbangan antara kontrol digital dan kontrol fisik.

Langkah Hemat Biaya tapi Efektif

Menurut Ostberg, menambahkan kembali tombol fisik di mobil yang sudah dijual merupakan cara paling sederhana dan efisien. Hal ini memungkinkan Mercedes menjaga identitas sebagai pelopor kabin digital, tetapi tetap menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengemudi.

Dalam sebuah pameran otomotif di Munich, Ostberg menekankan bahwa pengalaman berkendara akan terasa sangat berbeda dibandingkan model sebelumnya yang serba digital tanpa kontrol fisik. Kombinasi keduanya diharapkan bisa menghadirkan kenyamanan maksimal.

Mercedes melihat data penggunaan konsumen yang menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara masih sering menggunakan tombol fisik, terutama untuk fungsi yang sering diakses. Oleh karena itu, kembalinya fitur tersebut dianggap solusi paling tepat.

Pertimbangan Data dan Kelompok Usia

Ostberg mengungkapkan bahwa keputusan ini sepenuhnya berbasis data. Menurutnya, ada kelompok usia tertentu dan segmen pasar yang merasa lebih nyaman menggunakan tombol fisik dibanding layar sentuh.

"Kami mengembalikan rol dan tombol, karena kami melihat dalam data bahwa rol dan tombol fisik ini sangat penting untuk kelompok usia tertentu dan populasi tertentu," kata Ostberg.

Mercedes pun menilai keseimbangan antara tombol fisik dan layar sentuh sangat penting. Dengan menambahkan kontrol tradisional, perusahaan yakin bisa menjangkau lebih banyak konsumen tanpa mengorbankan teknologi modern yang sudah dikembangkan.

CLA Jadi Prioritas Utama

Berdasarkan hasil analisis internal, CLA ditetapkan sebagai model pertama yang akan mendapat sentuhan tombol fisik, disusul GLC sebagai model kedua. Pilihan ini bukan kebetulan, melainkan berdasarkan data penggunaan pengemudi di segmen mobil tersebut.

Ostberg menegaskan, tidak semua model akan mendapatkan modifikasi serupa pada waktu bersamaan. Proses dilakukan secara bertahap agar efisiensi produksi tetap terjaga.

Kembalinya tombol fisik juga menjadi sinyal bahwa Mercedes tidak ingin hanya mengandalkan satu pendekatan desain, melainkan siap beradaptasi dengan tren pasar yang dinamis.

Perbedaan Preferensi Pasar Global

Menariknya, Mercedes juga menemukan adanya perbedaan preferensi antara pasar Eropa dan Asia. Menurut Ostberg, konsumen di Eropa cenderung lebih menyukai kontak fisik dengan tombol, sementara di Asia masyarakat lebih antusias dengan teknologi layar sentuh serta kontrol berbasis suara.

Fakta ini membuat Mercedes harus menyesuaikan strategi produksinya agar setiap pasar mendapat produk sesuai kebutuhan. Meskipun demikian, standar roda kemudi baru dengan tombol tetap akan dipasang secara global.

Hal ini memperlihatkan bagaimana Mercedes memadukan kebutuhan universal dengan preferensi lokal tanpa meninggalkan konsistensi desain.

SUV Jadi Kandidat Berikutnya

Selain CLA dan GLC, Mercedes juga mengindikasikan bahwa model SUV kemungkinan besar akan mendapat porsi tambahan tombol fisik di kabin. Hal itu karena SUV memiliki ruang kabin lebih besar, sehingga memungkinkan pemasangan kontrol tambahan dengan mudah.

“Pada mobil yang lebih besar, kami memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengemas, dan pembeli mobil tersebut lebih peduli dengan tombol,” kata Ostberg. Dengan demikian, kehadiran tombol fisik tidak hanya sebatas fitur, tetapi juga bagian dari identitas produk.

Meski begitu, Mercedes tetap berkomitmen mempertahankan nuansa kabin modern berbasis digital, dengan menyeimbangkan pengalaman sentuhan layar dan kenyamanan kontrol manual.

Menjaga Ciri Khas di Era Digital

Langkah Mercedes menghadirkan kembali tombol fisik menjadi bukti bahwa teknologi canggih tidak selalu berarti menghilangkan cara lama. Justru kombinasi antara keduanya bisa menjadi kunci dalam memberikan pengalaman berkendara terbaik.

Bagi sebagian konsumen, sentuhan tombol memberi rasa kontrol yang lebih nyata dibanding layar sentuh. Di sisi lain, fitur digital tetap dibutuhkan untuk menghadirkan kesan futuristik yang menjadi daya tarik utama mobil modern.

Dengan strategi ini, Mercedes berusaha menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan ciri khas. Perubahan ini diperkirakan akan memberi pengaruh besar pada tren desain kabin otomotif di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index