JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini terlihat menguat sejak pembukaan perdagangan. IHSG dibuka di level 8.065, lalu bergerak naik 18,688 poin atau 0,23 persen ke posisi 8.045. Kondisi ini menunjukkan optimisme pelaku pasar meski ada tekanan dari aksi jual asing.
Menurut riset harian BNI Sekuritas, IHSG pada perdagangan sebelumnya ditutup naik 0,85 persen. Namun, aktivitas jual asing masih tercatat sebesar Rp286 miliar. Saham yang paling banyak dijual investor asing antara lain BBCA, BMRI, ANTM, BBNI, dan AMRT.
Sentimen global menjadi salah satu faktor penentu pergerakan IHSG. Mayoritas indeks Wall Street pada Rabu, 17 September 2025, melemah, meski Dow Jones Industrial Average justru naik 0,6 persen setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Dampak Kebijakan The Fed
Komentar Ketua The Fed, Jerome Powell, menyebut pemangkasan suku bunga sebagai langkah ‘manajemen risiko’. Pernyataan ini meredam optimisme investor karena menunjukkan langkah jangka pendek, bukan awal siklus penurunan suku bunga yang panjang.
Bursa Asia pada perdagangan Rabu, 17 September 2025, menunjukkan pergerakan beragam. Indeks Nikkei 225 melemah 0,25 persen, Topix turun 0,71 persen, Kospi turun 1,05 persen, dan Kosdaq melemah 0,74 persen. Sementara itu, Hang Seng justru naik 1,78 persen.
Indeks Taiex turun 0,75 persen, dan ASX 200 Australia melemah 0,67 persen. Pergerakan beragam ini menunjukkan pasar Asia masih menyesuaikan diri dengan dampak pemangkasan suku bunga The Fed.
Proyeksi IHSG
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memproyeksikan IHSG masih berpotensi menguji resistance baru di level 8.075–8.100 setelah BI dan The Fed memotong suku bunga masing-masing 25 bps. Support IHSG diperkirakan berada di level 7.900–7.970.
Prediksi ini menjadi acuan bagi investor yang ingin menyesuaikan strategi trading harian. Dengan adanya support dan resistance yang jelas, pelaku pasar bisa memanfaatkan peluang untuk membeli saham dengan potensi kenaikan harga.
Selain itu, beberapa saham dipilih sebagai Trading Idea untuk hari ini. Rekomendasi ini berdasarkan analisis teknikal dan peluang keuntungan jangka pendek bagi investor ritel maupun institusi.
Rekomendasi Saham Trading Idea
Saham | Area Beli (Rp) | Cutloss (Rp) | Target (Rp) | Keterangan |
---|---|---|---|---|
CDIA | 1.460–1.475 | <1.425 | 1.490–1.510 | Spec Buy, saham diproyeksi naik jangka pendek |
BRMS | 555–565 | <540 | 575–585 | Peluang cuan dengan risiko terkendali |
BUMI | 110–112 | <107 | 115–119 | Potensi rebound saham pertambangan |
MDKA | 2.490 | <2.410 | 2.520–2.550 | Spec Buy, target jangka pendek di atas 2.500 |
BWPT | 142 | <136 | 149–154 | Area beli menarik untuk trader aktif |
KRAS | 300–308 | <296 | 328–332 | Target kenaikan saham industri diprediksi positif |
Strategi Trading Hari Ini
Investasi saham tetap memperhatikan risiko meski IHSG menguat. Area beli dan cutloss menjadi pedoman penting agar potensi kerugian minimal. Target saham menunjukkan level profit yang realistis bagi investor.
Pergerakan saham yang direkomendasikan umumnya bersifat Spec Buy, artinya investor disarankan membeli dengan tujuan jangka pendek atau menengah. Pendekatan ini sesuai bagi trader yang memanfaatkan momentum IHSG dan sentimen pasar global.
Dengan memadukan analisis teknikal IHSG, data net sell asing, dan rekomendasi saham Trading Idea, investor dapat mengoptimalkan strategi untuk meraih potensi cuan hari ini. Selalu disiplin mengikuti level cutloss untuk mengendalikan risiko.