JAKARTA - Dalam dinamika pasar kerja yang terus berubah, pemilihan jurusan kuliah kini menjadi keputusan yang tidak hanya terkait minat, tetapi juga strategi jangka panjang menuju karier yang stabil.
Banyak lulusan baru menghadapi kenyataan bahwa gelar sarjana tidak selalu langsung membuka jalan menuju kesempatan kerja yang mudah. Karena itulah, memahami bagaimana pasar tenaga kerja merespons berbagai jurusan menjadi penting, terutama bagi calon mahasiswa yang ingin memastikan pilihan mereka tetap relevan di masa depan.
Melalui data dan pandangan para ahli, terlihat jelas bahwa beberapa jurusan memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi, sementara yang lain justru sangat diminati dunia kerja. Pemahaman ini menjadi konteks penting untuk membaca ulang laporan mengenai jurusan yang dianggap kurang “laris” di pasar kerja saat ini.
Di saat ini, mencari jurusan kuliah juga menjadi hal penting untuk menentukan karier di masa depan. Jika menyangkut kesuksesan di pasar kerja, jurusan kuliah Anda bisa saja memberi dampak besar dan bisa menentukan besarnya gaji yang Anda terima dan kemungkinan Anda mendapat pekerjaan. Bagi mahasiswa baru, pasar kerja saat ini mungkin sangat menantang, karena lulusan baru menghadapi tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan dengan semua pekerja.
Selain itu, beberapa jurusan, seperti ilmu komputer dan ekonomi, secara historis mengarah pada karier bergaji tinggi, memiliki tingkat pengangguran tertinggi. Menurut data dari Federal Reserve Bank of New York, berikut adalah jurusan-jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi:
• Antropologi: 9,4%
• Fisika: 7,8%
• Teknik Komputer: 7,5%
• Seni Komersial dan Desain Grafis: 7,2%
• Seni Rupa: 7%
Di sisi lain, jurusan kuliah dengan tingkat pengangguran terendah adalah jurusan Ilmu Gizi (0,4%) diikuti oleh jurusan Jasa Konstruksi (0,7%). Jurusan Pendidikan Khusus, Teknik Sipil, dan Ilmu Hewan dan Tumbuhan semuanya memiliki tingkat pengangguran hanya 1%.
Tantangan Jurusan yang Kurang Diminati Pasar Kerja
Mengapa ada perbedaan mencolok antara satu jurusan dan jurusan lainnya? Menurut para ahli, jurusan teknik komputer mungkin menghadapi tingkat pengangguran yang relatif tinggi karena sektor ini mengurangi pengeluaran mulai tahun 2022. Hal ini membuat peluang kerja menyusut, meskipun secara umum bidang teknologi tetap dianggap menjanjikan.
Untuk jurusan seni liberal, tingkat pengangguran yang lebih tinggi dapat disebabkan oleh kurangnya keterampilan khusus dan terbatasnya permintaan di pasar tenaga kerja. Jurusan-jurusan ini sering kali menuntut kreativitas dan fleksibilitas, tetapi tidak selalu sejalan dengan kebutuhan perusahaan yang mencari keahlian teknis atau kompetensi tertentu.
Sementara itu, jurusan dengan keterampilan yang lebih terdefinisi, seperti ilmu gizi atau konstruksi, justru memiliki tingkat pengangguran rendah. Keahlian yang jelas dan kebutuhan pasar yang stabil membuat lulusan dari jurusan-jurusan tersebut lebih cepat terserap oleh industri.
Peran Pertumbuhan Industri dalam Menyerap Tenaga Kerja
Di luar faktor kompetensi, kondisi industri juga memberikan pengaruh besar. Industri kesehatan dan teknik, misalnya, telah mengalami pertumbuhan kuat dan stabil selama beberapa tahun terakhir. Banyak negara mengalami peningkatan kebutuhan tenaga kesehatan, sementara sektor konstruksi terus berkembang seiring proyek-proyek pembangunan yang berkelanjutan.
Jurusan-jurusan tersebut tidak hanya menawarkan peluang kerja lebih luas, tetapi juga kestabilan karier jangka panjang. Hal ini berbeda dengan bidang yang permintaannya cenderung fluktuatif, seperti beberapa sektor kreatif atau teknologi yang sedang mengalami penurunan investasi.
Fleksibilitas sebagai Kunci untuk Lulusan Jurusan dengan Risiko Tinggi
Jika jurusan kuliah Anda memiliki tingkat pengangguran yang tinggi, fleksibilitas menjadi kunci untuk bisa tetap bersaing di dunia kerja. “Bagi lulusan dengan jurusan yang terkait dengan tingkat pengangguran yang lebih tinggi seperti antropologi, seni rupa, atau desain grafis, kuncinya adalah tetap fleksibel dan fokus pada pengembangan keterampilan yang dapat ditransfer,” kata Priya Rathod, editor tren tempat kerja di Indeed, dilansir Investopedia.
Fleksibilitas yang dimaksud mencakup kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, manajemen proyek, hingga layanan pelanggan. Keterampilan lunak ini sering kali menjadi penentu yang membuat lulusan tampil menonjol sekaligus memungkinkan mereka masuk ke berbagai sektor pekerjaan.
Sementara itu, bagi lulusan yang belum memiliki pengalaman kerja penuh waktu, bukan berarti peluang tertutup. Rathod menekankan pentingnya memperkaya portofolio melalui berbagai kegiatan mulai dari magang, pekerjaan paruh waktu, hingga pengalaman sukarela. Semua kegiatan tersebut dapat memperkuat resume dan memperluas jaringan profesional, terutama di bidang-bidang yang siklus perekrutannya cenderung lambat.
Pada akhirnya, pekerjaan pertama setelah lulus tidak harus menjadi pekerjaan impian. “Bagi semua lulusan perguruan tinggi, pekerjaan pertama setelah lulus kuliah tidak selalu merupakan ‘pekerjaan impian’, dan itu tidak masalah. Ingatlah, jurusan Anda adalah titik awal, bukan batasan. Pendekatan yang strategis dan fleksibel dapat membuka peluang di berbagai industri," kata Rathod.