JAKARTA - Lonjakan penggunaan transportasi publik kembali terlihat pada moda MRT Jakarta sepanjang Oktober 2025.
Kenaikan jumlah pelanggan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengandalkan layanan MRT sebagai pilihan mobilitas harian, baik untuk bekerja, beraktivitas, maupun rekreasi.
Di tengah upaya pemerintah dan operator transportasi memperluas integrasi antarmoda, tingginya minat ini menjadi sinyal bahwa MRT Jakarta terus memperkuat perannya sebagai tulang punggung transportasi modern Ibu Kota. Dengan data terbaru yang dirilis PT MRT Jakarta (Perseroda), terlihat bahwa sejumlah stasiun tertentu menjadi titik aktivitas tersibuk, dipengaruhi oleh faktor integrasi, lokasi strategis, hingga kegiatan gaya hidup di sekitarnya.
Artikel ini menyajikan situasi terkini mengenai pergerakan pelanggan MRT, lengkap dengan stasiun-stasiun paling ramai serta berbagai upaya MRT Jakarta dalam meningkatkan keterangkutan masyarakat.
Peningkatan Pengguna MRT Selama Oktober
PT MRT Jakarta (Perseroda) mencatatkan 4.487.284 pelanggan menggunakan layanan MRT sepanjang Oktober 2025. Angka ini menggambarkan peningkatan aktivitas mobilitas masyarakat Ibu Kota setelah berjalannya berbagai program integrasi transportasi dan kegiatan publik yang semakin berkembang di sekitar stasiun.
"Dari total pelanggan tersebut, diketahui sekitar 144.751 pelanggan per hari naik MRT Jakarta," kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo.
Ahmad menjelaskan bahwa pada hari kerja, Senin–Jumat sepanjang Oktober 2025, tingkat keterangkutan mencapai 157.977 pelanggan per hari. Sementara pada akhir pekan (weekend), angkanya berada di 106.727 pelanggan per hari. Perbedaan jumlah ini menunjukkan adanya peningkatan mobilitas masyarakat pada hari-hari produktif, baik untuk aktivitas kerja maupun kegiatan bisnis di berbagai pusat perkantoran Jakarta.
Stasiun dengan Aktivitas Pengguna Tertinggi
Dari total angka keterangkutan, terdapat lima stasiun yang menempati daftar terpadat sepanjang Oktober 2025. Ahmad menyebutkan bahwa Stasiun Dukuh Atas BNI menjadi titik dengan pelanggan terbanyak, mencapai lebih dari 771 ribu pengguna. Posisi selanjutnya ditempati Stasiun Lebak Bulus dengan lebih dari 473 ribu pelanggan, Stasiun Blok M BCA sekitar 461 ribu pelanggan, Stasiun Bundaran HI Bank Jakarta dengan 456 ribu pelanggan, serta Stasiun Istora Mandiri yang mencatat lebih dari 384 ribu pelanggan.
"Kelima stasiun tersebut merupakan stasiun yang terintegrasi dengan moda transportasi publik lainnya serta bangunan di sekitarnya," jelasnya.
Tingginya jumlah penumpang di stasiun-stasiun tersebut tidak lepas dari akses langsung menuju pusat perbelanjaan, kawasan bisnis, pusat kuliner, perkantoran, hingga ruang publik yang menjadi tujuan utama masyarakat setiap hari. Selain integrasi dengan berbagai moda seperti TransJakarta, KRL, hingga layanan transportasi daring, penggunaan stasiun juga terdorong oleh tingginya aktivitas lifestyle yang kini semakin melekat dengan sistem transportasi MRT Jakarta.
Dukungan Integrasi dan Aktivitas Pendukung
Selain faktor lokasi strategis, meningkatnya penggunaan MRT di stasiun-stasiun tersebut juga ditempuh melalui berbagai program transit mitra pengumpan (feeder) serta kolaborasi dengan banyak pihak. Ahmad menjelaskan bahwa MRT Jakarta aktif bekerja sama dengan sektor kuliner, pusat aktivitas, pusat perbelanjaan, layanan kesehatan, hingga lembaga pendidikan.
Kerja sama tersebut bertujuan mendorong masyarakat semakin terbiasa menggunakan transportasi publik dengan memberikan akses yang lebih mudah serta pengalaman perjalanan yang lebih nyaman.
Di sisi pemasaran, MRT Jakarta juga menyediakan produk promosi berupa merchandise tiket perjalanan. Program ini dihadirkan dalam bentuk gantungan lucu (charm), kalung ID card (lanyard), hiasan ponsel (pop-socket), dan beberapa produk kreatif lainnya.
"Masyarakat yang ingin mendapatkan charm, dapat berkunjung ke MRT Merch Market yang berlokasi di Stasiun Blok M BCA," katanya.
Inovasi merchandise ini menjadi strategi tambahan untuk menarik minat masyarakat, terutama generasi muda yang menempatkan nilai estetika dan koleksi sebagai bagian dari pengalaman menggunakan layanan publik.
Target Pengguna MRT hingga Akhir Tahun
Dalam rekam jejak sebelumnya, jumlah pengguna jasa MRT Jakarta pada 2024 mencapai rata-rata 111 ribu orang per hari. Capaian tersebut bahkan melampaui target awal sebesar 97 ribu orang per hari sepanjang tahun. Keberhasilan tersebut menambah optimisme bagi operator MRT untuk terus meningkatkan pelayanan dan keterjangkauan.
Pada 2025 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan 117 ribu pelanggan per hari hingga akhir tahun. Dengan realisasi Oktober mencapai rata-rata harian yang jauh di atas angka tersebut, peluang untuk melampaui target kembali terbuka luas.
Pergerakan pelanggan yang semakin meningkat tidak hanya mencerminkan kebutuhan masyarakat terhadap transportasi publik yang efisien, tetapi juga menunjukkan keberhasilan MRT Jakarta dalam membangun sistem mobilitas yang terintegrasi. Dengan proyek perpanjangan jalur yang terus berjalan dan upaya memperluas konektivitas melalui TOD (Transit Oriented Development), MRT diprediksi akan menjadi moda utama pilihan masyarakat dalam beberapa tahun mendatang.