Defisit Neraca Pembayaran Indonesia Masih Tinggi di Kuartal III 2025

Kamis, 20 November 2025 | 15:37:36 WIB
Defisit Neraca Pembayaran Indonesia Masih Tinggi di Kuartal III 2025

JAKARTA — Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2025 masih mencatat defisit, mencerminkan tantangan dalam menghadapi ketidakpastian pasar global dan aliran modal yang fluktuatif. 

Meski begitu, beberapa indikator utama menunjukkan adanya titik terang dari sisi perdagangan dan investasi.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan bahwa defisit NPI pada periode ini tercatat sebesar US$ 6,4 miliar, sedikit menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 6,7 miliar. Menurutnya, defisit tersebut sebagian besar ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang masih mencatat defisit akibat tekanan dari pasar keuangan global.

“Sedangkan transaksi berjalan mencatat surplus ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas,” ujar Denny. Pernyataan ini menegaskan bahwa meski tekanan eksternal masih ada, fondasi perdagangan nonmigas Indonesia tetap kuat.

Surplus Transaksi Berjalan dan Perdagangan Nonmigas

Pada kuartal III 2025, transaksi berjalan Indonesia berhasil mencatat surplus sebesar US$ 4,0 miliar atau setara 1,1% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini meningkat dibandingkan defisit US$ 2,7 miliar atau 0,8% dari PDB pada kuartal II 2025. Peningkatan ini disokong oleh surplus neraca perdagangan barang yang lebih tinggi, terutama didorong oleh ekspor nonmigas.

Defisit neraca jasa justru mengalami penurunan seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, yang memberikan kontribusi positif terhadap penerimaan devisa. Selain itu, neraca pendapatan primer mencatat defisit lebih rendah karena pembayaran imbal hasil investasi asing berkurang setelah periode pembayaran dividen dan bunga/kupon selesai.

Meski demikian, defisit neraca perdagangan migas meningkat, dipengaruhi oleh lonjakan harga minyak global. Hal ini menandakan ketergantungan tertentu Indonesia terhadap fluktuasi harga energi internasional.

Tekanan pada Transaksi Modal dan Finansial

Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2025 mengalami defisit sebesar US$ 8,1 miliar. Defisit ini sebagian besar disebabkan oleh aliran keluar modal asing dalam bentuk surat utang. Selain itu, investasi lainnya mencatat defisit seiring meningkatnya pembayaran pinjaman sektor swasta.

Meski begitu, investasi langsung tetap mencatat surplus, menunjukkan bahwa persepsi investor terhadap prospek ekonomi Indonesia masih positif. Surplus ini menjadi sinyal penting bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan sektor eksternal.

Respons Bank Indonesia Terhadap Dinamika Global

Denny menegaskan, Bank Indonesia terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI. BI juga memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas dan ketahanan ekonomi eksternal.

“Kinerja NPI 2025 diprakirakan tetap berdaya tahan ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan arus masuk penanaman modal asing yang diprakirakan terus berlanjut,” jelas Denny. Pernyataan ini mencerminkan optimisme BI terhadap prospek perekonomian Indonesia meski menghadapi tekanan eksternal.

Daya Tahan Ekonomi dan Harapan ke Depan

Defisit NPI yang masih tercatat pada kuartal III 2025 menjadi pengingat bahwa pengelolaan neraca pembayaran membutuhkan perhatian khusus terhadap aliran modal dan harga komoditas global. Namun, surplus transaksi berjalan, surplus perdagangan nonmigas, serta masuknya investasi langsung menjadi faktor penguat yang menahan tekanan defisit lebih besar.

Ke depan, penguatan sektor eksternal Indonesia akan sangat bergantung pada kemampuan menjaga stabilitas investasi dan perdagangan, serta respons kebijakan yang adaptif terhadap gejolak global. Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga koordinasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait agar ketahanan ekonomi tetap terjaga.

Dengan fondasi perdagangan yang kuat dan arus investasi yang terus masuk, Indonesia memiliki peluang untuk menjaga NPI tetap stabil, sekaligus memperkuat daya saing ekonomi dalam jangka menengah hingga panjang. Upaya ini juga menjadi strategi untuk menghadapi volatilitas pasar global dan memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berkelanjutan.

Terkini

15 Hp OPPO Terbaru 2025, Harga dan Spesifikasi

Sabtu, 22 November 2025 | 21:33:26 WIB

Top 10 Harga Laptop ASUS 3 Jutaan Terbaik 2025

Sabtu, 22 November 2025 | 21:12:10 WIB

iPad Terbaru 2025: Spesifikasi dan Harganya di Indonesia

Sabtu, 22 November 2025 | 16:04:19 WIB