RSV pada Bayi: Tanda, Risiko, dan Cara Mencegah Komplikasi Serius

Kamis, 20 November 2025 | 10:02:06 WIB
RSV pada Bayi: Tanda, Risiko, dan Cara Mencegah Komplikasi Serius

JAKARTA - Infeksi virus pada bayi seringkali tampak seperti flu ringan, tetapi tidak semua virus bisa dianggap sepele.

Salah satu yang perlu diwaspadai orang tua adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV), yang bisa menyebabkan komplikasi serius pada sistem pernapasan bayi, seperti bronkiolitis dan pneumonia. Virus ini rentan menyerang saluran napas bawah, sehingga efeknya tidak hanya membuat bayi batuk atau pilek, tetapi juga mengganggu proses pertukaran oksigen di paru-paru.

Menurut dr. Amarylis Febrina Choirin Nisa Fathoni, SpOG., IBCLC., bronkiolitis terjadi saat RSV menginfeksi saluran napas bagian bawah, menimbulkan pembengkakan dan akumulasi lendir. “RSV bisa menyebabkan bronkiolitis sama pneumonia. Ada radang, lendir, dan itu bikin sesak napas serta mengi,” ujarnya saat acara Sahabat Peduli Journalist Club Edisi 2 dari Pfizer Indonesia bertajuk “RSV: Risiko dan Perlindungan untuk Bayi Melalui Imunisasi Ibu Hamil” di Jakarta Selatan.

Gejala RSV yang Perlu Diwaspadai

Bronkiolitis akibat RSV biasanya dimulai dengan gejala mirip flu, seperti demam ringan, pilek, dan batuk. Namun, kondisi ini dapat memburuk ketika peradangan meningkat, sehingga bayi tampak sesak napas dan mengeluarkan bunyi mengi. “Bronkiolitis inilah yang disebabkan oleh RSV. Letaknya di saluran napas. Ada bronkus, lalu ada cabangnya yaitu bronkiolus. Itu bagian yang kena infeksinya,” jelas dr. Nisa.

Gejala khas yang muncul meliputi napas cepat, tarikan dinding dada saat bernapas, dan suara mengi. Orang tua perlu sigap mengenali tanda-tanda ini, karena bronkiolitis dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah bayi. 

Sementara itu, pneumonia memiliki gejala lebih bervariasi tergantung penyebabnya, apakah virus, bakteri, atau jamur. “Kalau pneumonia itu penyebabnya macam-macam. Bisa virus, bisa bakteri, bisa jamur. Contoh, kalau virus kan biasanya demamnya langsung tinggi tapi singkat. Tapi kalau bakteri demamnya mungkin enggak sampai 40,” tambah dr. Nisa.

Dampak pada Pernapasan dan Oksigen

Baik bronkiolitis maupun pneumonia dapat menurunkan saturasi oksigen bayi, karena paru-paru tidak bekerja optimal. Pada bronkiolitis, hambatan terjadi di saluran napas kecil akibat pembengkakan dan lendir. Sedangkan pneumonia menyebabkan peradangan pada jaringan paru, sehingga proses pertukaran oksigen terganggu. Kedua kondisi ini berisiko menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen, yang jika dibiarkan bisa berdampak pada organ vital, termasuk otak.

“Kalau saturasi turun, berarti sebenarnya tidak hanya oksigen pada paru yang kurang, tapi pada jaringan juga sudah kurang. Kalau pada jaringan, termasuk jaringan otak, bisa bahaya,” jelas dr. Nisa.

Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai

Orang tua perlu membawa bayi ke rumah sakit bila terlihat tanda-tanda kesulitan bernapas, seperti napas cepat, tarikan dinding dada, atau suara mengi yang muncul setiap bernapas. Selain itu, bayi yang menolak menyusu atau menunjukkan saturasi oksigen rendah harus segera mendapatkan pertolongan medis.

“Kalau sudah mulai ada mengi, napas makin cepat, atau saturasi drop, sebaiknya langsung dibawa periksa,” imbaunya. Penanganan cepat sangat penting agar komplikasi tidak berkembang menjadi kondisi serius yang membahayakan nyawa bayi.

Pencegahan dan Perlindungan

Selain mengenali gejala, pencegahan juga menjadi langkah penting. Vaksinasi RSV untuk ibu hamil dapat memberikan perlindungan pasif pada bayi baru lahir. Imunisasi ini memungkinkan bayi menerima antibodi dari ibu, sehingga daya tahan tubuh terhadap infeksi RSV meningkat pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

Orang tua juga disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan, rutin mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, dan membatasi kontak dengan orang yang menunjukkan gejala pilek atau batuk. Hal ini penting karena RSV sangat mudah menular melalui droplet atau sentuhan permukaan yang terkontaminasi.

RSV bukan sekadar flu biasa, melainkan virus yang bisa menimbulkan bronkiolitis dan pneumonia pada bayi, dengan risiko penurunan oksigen yang serius. Mengenali gejala dini seperti batuk, demam, napas cepat, tarikan dinding dada, dan suara mengi dapat membantu orang tua mengambil tindakan cepat. Penanganan medis segera dan langkah pencegahan, termasuk vaksinasi ibu hamil dan menjaga kebersihan, sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi berat akibat RSV.

Dengan pemahaman yang tepat, orang tua bisa memastikan bayi tetap aman dan terhindar dari komplikasi pernapasan serius, sambil tetap memberikan perawatan optimal di rumah.

Terkini

15 Hp OPPO Terbaru 2025, Harga dan Spesifikasi

Sabtu, 22 November 2025 | 21:33:26 WIB

Top 10 Harga Laptop ASUS 3 Jutaan Terbaik 2025

Sabtu, 22 November 2025 | 21:12:10 WIB

iPad Terbaru 2025: Spesifikasi dan Harganya di Indonesia

Sabtu, 22 November 2025 | 16:04:19 WIB