JAKARTA - Transformasi struktur pendanaan kembali menjadi sorotan ketika PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mendapatkan dukungan besar dari sektor perbankan nasional.
Alih-alih hanya menyoroti nilai pembiayaan, dinamika kerja sama strategis antarbank serta arah ekspansi bisnis sawit menjadi titik tekan yang memperlihatkan bagaimana perusahaan ini menata langkah jangka panjangnya. Dukungan melalui fasilitas pembiayaan sindikasi tersebut mencerminkan optimisme lembaga keuangan terhadap kemampuan SSMS memperkuat fondasi usaha sekaligus memperluas portofolio bisnisnya.
SSMS resmi memperoleh fasilitas pembiayaan sindikasi dengan nilai maksimal Rp 5,2 triliun dari delapan bank dan lembaga keuangan nasional. Konsorsium pendanaan ini dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai original mandated lead arranger and bookrunner (OMLAB).
Selain BRI, sindikasi turut melibatkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Arah Pembiayaan untuk Penguatan Struktur Keuangan
Fasilitas kredit berskala besar ini bukan semata-mata untuk mendorong ekspansi, tetapi menjadi bagian dari strategi SSMS dalam menata ulang struktur keuangan dan operasional secara lebih efisien. Melalui pembiayaan kembali atau refinancing terhadap pinjaman sindikasi terdahulu, perusahaan berupaya mendapatkan jangka waktu pendanaan yang lebih optimal. Langkah ini sejalan dengan arah strategis perusahaan dalam menciptakan fondasi pembiayaan yang lebih stabil dan mampu mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Pembiayaan tersebut memainkan peran signifikan dalam memperkuat likuiditas perusahaan sekaligus memastikan bahwa SSMS memiliki fleksibilitas dalam menjalankan strategi investasi serta memenuhi kebutuhan operasionalnya. Dengan struktur pendanaan yang lebih kompetitif, SSMS dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih terukur dalam proses peningkatan kapasitas dan pengembangan rantai pasok.
Strategi Ekspansi Lewat Akuisisi dan Modal Kerja
Bagian penting dari fasilitas pembiayaan ini diarahkan untuk mendukung akuisisi PT Sawit Mandari Lestari (PT SML). Rencana akuisisi tersebut menjadi langkah strategis dalam memperkuat portofolio bisnis sekaligus memperbesar skala usaha grup. Melalui langkah ini, SSMS tidak hanya memperluas jangkauan operasional, tetapi juga memperkokoh posisi di industri perkebunan kelapa sawit yang terus berkembang.
Dana yang diperoleh juga dialokasikan untuk menambah modal kerja, khususnya dalam upaya meningkatkan kapasitas pembelian bahan baku dan mendorong performa operasional. Dengan adanya tambahan modal kerja, perusahaan memiliki ruang lebih luas untuk menjaga stabilitas proses produksi serta distribusi. Hal ini menjadi krusial karena keberlanjutan rantai pasok sangat menentukan kapasitas perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar dan menjaga kualitas operasional.
CEO Sawit Sumbermas Sarana, Jap Hartono menegaskan bahwa pembiayaan ini tidak hanya memperkuat posisi perusahaan sebagai pelaku utama perkebunan kelapa sawit, tetapi juga membuka peluang baru bagi agenda keberlanjutan. “Ini membuka peluang baru bagi keberlanjutan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Rabu (19/11).
Peluang Pertumbuhan dari Akuisisi Lahan Strategis
Rencana akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari (SML) menjadi elemen penting dalam strategi jangka panjang perusahaan. PT SML merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah beroperasi secara komersial di Kalimantan Tengah dengan areal seluas 11.046 hektar. Aset tersebut memberikan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional SSMS.
Dengan lahan yang luas, SML mampu memperkuat rantai pasok tandan buah segar, memperluas kapasitas produksi, serta memberikan peluang peningkatan profitabilitas perusahaan. Integrasi operasional antara SSMS dan SML akan menciptakan harmonisasi proses yang lebih kuat, terutama dalam memastikan ketersediaan bahan baku yang stabil dan berkelanjutan.
Peluang strategis tersebut juga membuka ruang bagi SSMS untuk memperluas kontribusinya dalam industri yang memiliki peran besar dalam perekonomian nasional. Industri kelapa sawit sendiri merupakan salah satu sektor yang menopang ekspor Indonesia dan tetap menjadi fokus pengembangan di berbagai wilayah.
Dukungan Perbankan terhadap Sektor Agribisnis
Dukungan lembaga perbankan terhadap perusahaan kelapa sawit menunjukkan betapa sektor agribisnis tetap menjadi prioritas dalam pembiayaan nasional. Wakil Direktur Utama BRI, Agus Noorsanto menekankan bahwa sektor ini terus menjadi fokus pembiayaan BRI, termasuk melalui dukungan kepada korporasi besar seperti SSMS.
Model pembiayaan sindikasi dinilai sebagai solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pendanaan berskala besar secara lebih terukur dan efisien, terutama untuk pengembangan kebun dan investasi yang berkelanjutan.
Langkah sindikasi yang melibatkan delapan lembaga keuangan tersebut mencerminkan keyakinan terhadap manajemen SSMS serta prospek industri sawit ke depan. Dengan adanya pendanaan yang terukur, perusahaan memiliki peluang lebih besar untuk mengeksekusi rencana strategis dan memperkuat daya saing di pasar.