JAKARTA - Pemerintah mendorong penempatan lulusan SMK di pasar kerja internasional melalui Program SMK Go Global yang akan bergulir pada 2026.
Untuk mewujudkan hal ini, kolaborasi dengan perusahaan multinasional digencarkan agar lulusan SMK siap bersaing secara global dan memiliki kompetensi sesuai standar industri internasional.
Kolaborasi dengan Perusahaan Multinasional
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, menegaskan bahwa sejumlah perusahaan multinasional dari berbagai entitas bisnis diajak bersinergi. “Mereka kita ajak bareng-bareng untuk persiapan agar 2026 mereka bersinergi dalam ekosistem yang terintegrasi bagi penempatan tenaga kerja di luar negeri. Khususnya dalam program lulusan SMK Go Global,” ujar Menko.
Kolaborasi ini dilakukan usai rapat bersama perwakilan perusahaan multinasional di Kantor Kemenko PM. Pemerintah meminta masukan konkret terkait standar minimum pelatihan kerja bagi calon pekerja migran. Dengan keterlibatan industri, lulusan SMK diharapkan lebih siap menghadapi tantangan kerja di luar negeri.
Memanfaatkan Pengalaman dan Jaringan Global
Menurut Menko Muhaimin, pengalaman panjang perusahaan multinasional menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem penempatan tenaga kerja. “Mereka (pelaku industri) memiliki pengalaman panjang, ada yang sejak 1992, ada yang 2000-an. Semua kami ajak bersinergi mempersiapkan ekosistem penempatan tenaga kerja luar negeri,” katanya.
Perusahaan global, termasuk Toyota, Panasonic, dan berbagai industri internasional lain, berperan dalam memetakan kebutuhan kompetensi, membuka peluang kerja, dan memberikan standar pelatihan yang relevan. Dengan jaringan luas perusahaan, peluang penempatan lulusan SMK di berbagai negara dapat lebih optimal.
“Kami mengajak perusahaan multinasional menjadi bagian langsung dari ekosistem terintegrasi untuk SMK Global. Bapak-Ibu memiliki pengalaman, jaringan, dan kapasitas yang sangat dibutuhkan untuk memastikan lulusan kita siap masuk pasar global,” tegas Menko Muhaimin.
Peran Perusahaan dalam Penguatan Kompetensi
Selain peluang kerja, perusahaan multinasional diharapkan terlibat dalam penyusunan kurikulum bersama, sertifikasi internasional, pemagangan, dan penguatan training center yang sesuai standar negara tujuan. Menko Muhaimin menjelaskan bahwa standar yang dibutuhkan bisa diterapkan langsung di Indonesia untuk mempercepat penyiapan calon tenaga kerja.
“Kami ingin standar yang dibutuhkan dapat segera kita terapkan, bahkan bila memungkinkan, proses sertifikasinya bisa dilakukan langsung di Indonesia. Ini akan mempercepat penyiapan calon tenaga kerja,” katanya.
Data Kapasitas dan Permintaan Industri
Menko Muhaimin juga meminta perusahaan multinasional dan asosiasi pelatihan untuk menyampaikan data kapasitas perekrutan, jumlah tenaga kerja yang bisa diserap setiap tahun, dan jenis pekerjaan yang paling dibutuhkan. Informasi ini menjadi dasar penentuan kuota penempatan lulusan SMK di luar negeri pada 2026.
“Kita ingin tahu berapa banyak lulusan SMK kita bisa ditempatkan, di sektor apa, dan negara mana saja. Perusahaan multinasional adalah sumber informasi paling penting untuk memetakan peluang tersebut,” tambahnya.
SMK Go Global Sebagai Proyek Kolaborasi
Menko Muhaimin menegaskan bahwa SMK Go Global bukan sekadar program pemerintah, tetapi proyek besar yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga internasional. Program ini dirancang untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja bagi lulusan SMK di tingkat global.
Program ini juga menargetkan pengurangan pengangguran lulusan SMK yang saat ini mencapai sekitar 1,5 juta orang. Dengan adanya keterlibatan perusahaan multinasional, lulusan diharapkan memiliki kompetensi sesuai standar internasional, mulai dari keterampilan teknis hingga kemampuan bahasa dan adaptasi budaya.
Harapan dan Dampak Program SMK Go Global
SMK Go Global diharapkan menjadi solusi strategis bagi penguatan kualitas SDM Indonesia. Lulusan SMK yang siap kerja secara global dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan profesionalisme tenaga kerja, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar kerja internasional.
Dengan ekosistem yang terintegrasi, pemerintah optimistis lulusan SMK tidak hanya memiliki peluang kerja lebih luas, tetapi juga dapat mengikuti perkembangan standar industri global. Langkah ini juga menjadi dorongan bagi lembaga pendidikan untuk menyesuaikan kurikulum agar lulusan siap menghadapi tantangan kerja internasional.
Program SMK Go Global menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan industri bukan sekadar formalitas, melainkan strategi jangka panjang untuk mencetak tenaga kerja kompeten dan berdaya saing global.