Strategi Hilirisasi Tingkatkan Nilai Ekonomi Gambir Sumbar di Pasar Global

Rabu, 19 November 2025 | 11:19:44 WIB
Strategi Hilirisasi Tingkatkan Nilai Ekonomi Gambir Sumbar di Pasar Global

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menekankan bahwa hilirisasi merupakan strategi utama agar produk gambir asal Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mampu menembus pasar internasional dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Pernyataan ini disampaikan Mendag saat melepas ekspor 27 ton gambir ke India di Kota Padang, Selasa.

“Untuk menduniakan gambir seperti ginseng dari Korea maka caranya hanya satu yakni hilirisasi,” ujar Mendag Budi Santoso. Pernyataan ini menunjukkan fokus pemerintah pada pengembangan produk unggulan daerah melalui proses hilirisasi yang mampu menciptakan nilai tambah bagi petani dan industri lokal.

Potensi Ekonomi Gambir Sumbar Melalui Hilirisasi

Gambir, yang dikenal secara ilmiah sebagai genus uncaria, tumbuh subur di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan. Selama ini, Indonesia khususnya Sumbar mengekspor gambir dalam bentuk ekstrak ke India, yang kemudian diolah kembali menjadi berbagai produk, mulai dari pewarna tekstil, obat-obatan, hingga kosmetik.

Mendag menekankan bahwa dengan hilirisasi, potensi ekonomi gambir tidak hanya berhenti pada penjualan bahan baku, tetapi bisa diperluas ke berbagai produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi di pasar global. Hal ini tidak hanya menguntungkan eksportir, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada petani yang menjadi produsen utama.

Dukungan Pemerintah untuk Membuka Pasar Ekspor

“Kalau hilirisasi gambir dengan berbagai macam produk turunannya bisa dilakukan, pemerintah akan membantu membuka peluang ekspor melalui perjanjian dagang dengan negara lain,” kata Budi Santoso. Pernyataan ini menegaskan peran aktif Kementerian Perdagangan dalam mendukung proses hilirisasi dan pemasaran produk unggulan daerah.

Sebagai bagian dari strategi perdagangan global, pemerintah Indonesia telah menandatangani sejumlah perjanjian dagang strategis. Salah satunya adalah Perjanjian Dagang Uni Eropa-Indonesia (IEU-CEPA), yang dijadwalkan rampung dan bisa mulai berlaku pada Januari 2026. Selain itu, Indonesia juga telah menyelesaikan perjanjian dagang dengan Kanada dan negara-negara kawasan Eurasia pada akhir 2025.

Mempermudah Akses Produk Indonesia ke Pasar Global

Budi Santoso menjelaskan bahwa tujuan dari perjanjian-perjanjian ini adalah untuk mempermudah akses produk Indonesia ke pasar internasional denganmenghilangkan hambatan tarif maupun non-tarif. Dengan kata lain, produk seperti gambir Sumbar bisa masuk ke berbagai negara dengan lebih kompetitif.

“Tarif dan nontarif itu dibicarakan sehingga akses produk kita gampang masuk ke banyak negara,” ujarnya. Hal ini menjadi langkah strategis agar produk lokal tidak hanya bersaing berdasarkan kualitas, tetapi juga mendapatkan kemudahan distribusi dan akses pasar.

Hilirisasi Dorong Nilai Tambah dan Kesejahteraan Petani

Hilirisasi menjadi kunci transformasi ekonomi bagi Sumbar karena memungkinkan pemanfaatan maksimal dari sumber daya lokal. Dengan mengekspor produk olahan, Indonesia tidak hanya menjual bahan baku, tetapi juga membawa nilai tambah dari proses pengolahan yang dilakukan di dalam negeri. Ini otomatis akan mendorong peningkatan pendapatan petani dan pelaku usaha lokal.

Selain aspek ekonomi, hilirisasi gambir juga memiliki potensi memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Produk dengan merek dan kualitas terstandarisasi dapat bersaing dengan komoditas sejenis dari negara lain, seperti ginseng dari Korea. Strategi hilirisasi ini diharapkan menjadi model bagi komoditas unggulan lainnya yang memiliki potensi ekspor besar namun selama ini masih mengandalkan ekspor bahan mentah.

Permintaan Global dan Peluang Investasi

Dalam konteks pasar global, peluang ekspor gambir juga didukung oleh meningkatnya permintaan akan produk natural dan ramah lingkungan. Industri kosmetik, farmasi, dan tekstil di berbagai negara kini lebih memilih bahan baku alami, sehingga gambir yang diolah menjadi produk turunan memiliki daya saing tinggi.

Mendag menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan Kementerian Perdagangan akan memperkuat ekosistem hilirisasi. Pemerintah daerah di Sumbar diharapkan mampu membangun fasilitas pengolahan, mengatur pasokan bahan baku, serta menjalin kemitraan dengan pelaku industri dan investor untuk menciptakan produk bernilai tambah.

Meningkatkan Posisi Indonesia di Pasar Global

“Dengan hilirisasi, gambir tidak hanya menjadi komoditas ekspor biasa, tetapi bisa jadi ikon produk unggulan Indonesia di pasar internasional,” ujar Mendag. Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong produk lokal agar mampu bersaing secara global.

Kolaborasi dan Sinergi Pemangku Kepentingan

Secara keseluruhan, strategi hilirisasi gambir Sumbar menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa nilai tambah dari produk lokal dapat dinikmati seluruh rantai produksi, dari petani hingga eksportir, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Dengan dukungan perjanjian dagang internasional, peluang ekspor gambir Sumbar ke negara-negara besar akan semakin terbuka. Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan produk khas Indonesia kepada dunia. Melalui langkah-langkah ini, pemerintah berharap gambir Sumbar dapat dikenal secara global, seperti halnya ginseng Korea, sekaligus memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat lokal.

Terkini

15 Hp OPPO Terbaru 2025, Harga dan Spesifikasi

Sabtu, 22 November 2025 | 21:33:26 WIB

Top 10 Harga Laptop ASUS 3 Jutaan Terbaik 2025

Sabtu, 22 November 2025 | 21:12:10 WIB

iPad Terbaru 2025: Spesifikasi dan Harganya di Indonesia

Sabtu, 22 November 2025 | 16:04:19 WIB