BKSL Siapkan BIOTOWN, Wujud Kota Kesehatan Terpadu Pertama Indonesia

Rabu, 19 November 2025 | 10:17:00 WIB
BKSL Siapkan BIOTOWN, Wujud Kota Kesehatan Terpadu Pertama Indonesia

JAKARTA - PT Sentul City Tbk (BKSL) menegaskan langkah strategisnya dalam menghadirkan inovasi di sektor properti dan kesehatan melalui rencana pembangunan BIOTOWN, sebuah kawasan terpadu yang digadang menjadi Kota Kesehatan pertama di Indonesia.

Langkah ini sekaligus menepis berbagai rumor yang beredar terkait pengembangan wilayah kesehatan di lahan perusahaan.

Presiden Direktur BKSL, Hiramsyah Sambudhy Thaib, menyatakan bahwa BIOTOWN akan dibangun sebagai ekosistem kesehatan komprehensif, berlandaskan lima pilar utama yang dikenal dengan sebutan 5M: Medical Services, Medical Care, Medical Pharmaceutical, Medical Science, dan Medical Devices. Menurut Hiramsyah, konsep ini bukan sekadar proyek properti, tetapi representasi nyata komitmen BKSL dalam mendukung agenda pembangunan nasional.

“Kawasan BIOTOWN dirancang sejalan dengan empat sektor prioritas pemerintah, yaitu sektor properti dan industri, khususnya SmartGreen Industry, sektor kesehatan, infrastruktur digital, serta energi terbarukan. Selain itu, BIOTOWN juga tengah diusulkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) agar memberikan dampak lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing industri kesehatan nasional,” ujar Hiramsyah.

BKSL saat ini tengah menyelesaikan rencana kerja dan business plan BIOTOWN bersama konsultan internasional dari China. Perseroan juga tengah menyiapkan seluruh dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan status KEK, langkah yang diyakini dapat memperkuat posisi kawasan ini di mata investor dan pelaku industri kesehatan.

Menurut Hiramsyah, pembangunan BIOTOWN akan menghadirkan ekosistem yang terintegrasi, dari layanan medis dan perawatan, hingga penelitian dan pengembangan teknologi kesehatan. Hal ini menjadi diferensiasi dibandingkan proyek properti biasa, karena menitikberatkan pada nilai kesehatan dan inovasi industri.

Sebelumnya, BKSL menanggapi rumor terkait penjajakan proyek kolaborasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk membangun layanan kesehatan berskala besar. Investor Relations BKSL, Haidee Iksan, menyatakan meskipun detail kerja sama belum bisa dibuka ke publik, peluang kolaborasi tetap terbuka lebar.

“Mengenai hal ini kami belum bisa memberikan komentar lebih jauh, tetapi karena landbank kami besar—sekitar 14.543 hektare—kami sangat terbuka terhadap berbagai kerja sama strategis,” ujar Haidee. Pernyataan ini menegaskan kesiapan BKSL dalam mengoptimalkan lahan yang dimiliki untuk pengembangan proyek-proyek inovatif, termasuk BIOTOWN.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Kesehatan

Pengembangan BIOTOWN juga diyakini akan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, terutama melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi, dan penguatan ekosistem industri kesehatan. Keberadaan kawasan terpadu ini sejalan dengan kebutuhan Indonesia akan fasilitas kesehatan modern yang terintegrasi, sekaligus menjadi wadah pengembangan penelitian dan inovasi medis.

Selain itu, BIOTOWN diharapkan dapat menjadi magnet bagi investor domestik maupun internasional, mengingat potensi Kawasan Ekonomi Khusus yang ditawarkan. Status KEK diyakini akan memberikan insentif fiskal dan kemudahan regulasi, sehingga meningkatkan daya tarik proyek bagi berbagai pihak yang ingin berinvestasi di sektor kesehatan dan properti terpadu.

“Proyek ini menunjukkan bagaimana sektor properti dapat berkolaborasi dengan sektor kesehatan dan teknologi untuk menciptakan nilai tambah yang nyata bagi masyarakat,” ujar Hiramsyah. Ia menambahkan, inisiatif ini juga mencerminkan peran perusahaan dalam mendukung program pemerintah sekaligus menyiapkan ekosistem yang ramah investasi.

Landbank Strategis dan Peluang Kolaborasi

BKSL memiliki landbank yang cukup luas, memungkinkan pengembangan BIOTOWN dan proyek lain secara berkelanjutan. Luas lahan yang dimiliki perusahaan memberikan fleksibilitas untuk menghadirkan berbagai fasilitas, mulai dari pusat medis, laboratorium penelitian, hingga fasilitas edukasi dan teknologi pendukung industri kesehatan.

“Dengan landbank yang besar, kami dapat menyesuaikan pengembangan kawasan sesuai kebutuhan industri, tren kesehatan, dan teknologi yang berkembang,” ujar Haidee. Hal ini sekaligus menunjukkan kesiapan perusahaan untuk memaksimalkan aset yang dimiliki, sekaligus membuka peluang kerja sama strategis dengan berbagai pihak.

Langkah Strategis Menuju Kota Kesehatan Modern

Rencana pembangunan BIOTOWN mencerminkan tren global dalam pengembangan kawasan kesehatan terpadu, di mana hunian, fasilitas medis, penelitian, dan layanan industri terkait dipadukan dalam satu ekosistem. Dengan pendekatan ini, BKSL tidak hanya menghadirkan proyek properti, tetapi juga solusi kesehatan berkelanjutan yang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Hiramsyah menekankan, keberadaan BIOTOWN di Sentul dapat menjadi pionir bagi pengembangan kota kesehatan di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi BKSL sebagai pengembang inovatif yang visioner. Integrasi antara layanan medis, teknologi, dan penelitian akan memastikan kawasan ini menjadi pusat inovasi dan kesehatan, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi perekonomian dan pembangunan nasional.

Melalui langkah strategis ini, BKSL menegaskan bahwa pembangunan properti tidak hanya sekadar bisnis, tetapi juga memiliki misi sosial dan ekonomi yang lebih luas, sejalan dengan kebutuhan nasional akan fasilitas kesehatan yang modern, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Terkini

15 Hp OPPO Terbaru 2025, Harga dan Spesifikasi

Sabtu, 22 November 2025 | 21:33:26 WIB

Top 10 Harga Laptop ASUS 3 Jutaan Terbaik 2025

Sabtu, 22 November 2025 | 21:12:10 WIB

iPad Terbaru 2025: Spesifikasi dan Harganya di Indonesia

Sabtu, 22 November 2025 | 16:04:19 WIB