BI Imbau Masyarakat Waspada Kejahatan Siber Saat Libur Akhir Tahun

Rabu, 19 November 2025 | 09:14:21 WIB
BI Imbau Masyarakat Waspada Kejahatan Siber Saat Libur Akhir Tahun

JAKARTA - Menjelang libur akhir tahun, volume transaksi digital diprediksi meningkat signifikan, menjadi momentum bagi pelaku kejahatan siber.

Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati, menekankan bahwa keamanan data dan transaksi digital kini merupakan fondasi penting dalam era digitalisasi keuangan.

Digitalisasi Meningkatkan Risiko Keamanan

Kepala Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI, Farida Peranginangin, menegaskan bahwa percepatan digitalisasi telah mengubah lanskap transaksi masyarakat. Beragam kanal, mulai dari QRIS, BI-FAST, mobile banking, hingga pinjaman daring (fintech lending), memudahkan masyarakat melakukan pembayaran. Namun, kemudahan ini juga meningkatkan paparan terhadap risiko siber.

“Every time we have holiday, it’s a harvesting time for the fraudster (setiap kali kita libur, itu adalah waktu panen bagi penipu),” ujar Farida, menggambarkan bagaimana momen liburan justru menjadi kesempatan bagi pelaku penipuan. Fenomena ini membuat masyarakat tidak sepenuhnya menikmati liburan, karena aktivitas penipuan meningkat seiring meningkatnya transaksi.

Farida menekankan bahwa serangan siber, kebocoran data, dan aktivitas penipuan kini semakin kompleks. Tidak hanya mengancam individu, tetapi juga sistem keuangan secara keseluruhan. Satu insiden serius dapat menggerus kepercayaan publik, mengganggu aktivitas ekonomi, dan memicu risiko sistemik jika tidak ditangani dengan baik.

Tantangan Keamanan di Industri Jasa Keuangan

Meski BI, OJK, dan BSSN telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan kerangka regulasi, sektor jasa keuangan masih menghadapi sejumlah tantangan terkait keamanan siber. Salah satunya adalah fragmentasi standar keamanan antar lembaga, yang membuat konsistensi perlindungan data sulit tercapai.

Selain itu, talenta keamanan siber menjadi kendala utama. “Kebutuhan terhadap profesional di bidang keamanan siber tumbuh jauh lebih cepat daripada ketersediaan talenta yang siap pakai,” kata Farida. Kondisi ini membuat lembaga keuangan harus lebih proaktif dalam membangun SDM yang kompeten dan mengembangkan budaya keamanan di seluruh organisasi.

Farida menambahkan, ancaman siber kini bersifat lintas negara. Hal ini menuntut para pelaku jasa keuangan untuk menyeimbangkan inovasi digital dengan perlindungan keamanan data. Tanpa fondasi keamanan yang kuat, inovasi tidak akan membangun kepercayaan publik, melainkan justru menimbulkan kerentanan baru.

Prinsip ‘Security by Design’ Jadi Kunci

Sebagai langkah mitigasi, Farida mendorong penerapan prinsip ‘security by design’ dalam setiap inovasi. Artinya, keamanan harus menjadi elemen dasar sejak awal perancangan layanan digital, bukan sekadar tambahan setelah layanan berjalan.

Kolaborasi antar lembaga juga menjadi hal penting. Tidak ada satu pihak pun yang bisa menjamin keamanan secara sendiri. Investasi dalam SDM, budaya keamanan, serta penerapan teknologi dan standar keamanan yang konsisten menjadi kunci menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.

“Keamanan adalah fondasi kepercayaan. Tanpa keamanan, seluruh kemajuan digital akan kehilangan maknanya. Inovasi dan keamanan harus selalu berjalan beriringan,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa percepatan digitalisasi tidak boleh mengorbankan aspek keamanan, sebaliknya keduanya harus saling mendukung.

Peran Masyarakat dalam Mengurangi Risiko

Farida juga mengingatkan masyarakat untuk ikut menjaga keamanan transaksi digital. Pengguna layanan keuangan diimbau untuk berhati-hati dalam berbagi data pribadi, rutin mengganti kata sandi, memeriksa sumber aplikasi resmi, serta waspada terhadap phishing dan penipuan online.

Selain itu, masyarakat diminta untuk memanfaatkan layanan resmi perbankan dan fintech yang telah terdaftar dan diawasi BI. Dengan kesadaran pengguna, risiko penipuan dan kebocoran data dapat diminimalkan, sehingga momentum libur akhir tahun dapat dinikmati dengan aman.

Pesan Utama BI

Jelang liburan akhir tahun, kejahatan siber diprediksi meningkat seiring melonjaknya volume transaksi digital. BI menekankan pentingnya keamanan sebagai fondasi utama inovasi keuangan digital. Pemerintah dan lembaga terkait telah menyiapkan regulasi dan pengawasan, namun kesadaran masyarakat serta kolaborasi lintas institusi menjadi penentu utama keberhasilan mitigasi risiko.

Dengan pendekatan ‘security by design’, investasi SDM, dan budaya keamanan yang kuat, diharapkan industri keuangan mampu melindungi data dan transaksi masyarakat, sambil tetap mendorong inovasi digital yang aman dan terpercaya.

Terkini

15 Hp OPPO Terbaru 2025, Harga dan Spesifikasi

Sabtu, 22 November 2025 | 21:33:26 WIB

Top 10 Harga Laptop ASUS 3 Jutaan Terbaik 2025

Sabtu, 22 November 2025 | 21:12:10 WIB

iPad Terbaru 2025: Spesifikasi dan Harganya di Indonesia

Sabtu, 22 November 2025 | 16:04:19 WIB