Manfaat Gowes Jarak Jauh: Bisa Bantu Refleksi Diri dan Ubah Sikap Egois

Selasa, 18 November 2025 | 11:32:40 WIB
Manfaat Gowes Jarak Jauh: Bisa Bantu Refleksi Diri dan Ubah Sikap Egois

JAKARTA - Kesadaran untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik tidak selalu hadir lewat peristiwa besar.

Terkadang, momen-momen sederhana justru memberi pelajaran berharga tentang diri sendiri. Hal ini dialami dr. Tirta Mandira Hudhi sekitar sepuluh tahun lalu.

“Saya tidak pernah mendengarkan kata orang lain, dan itu membuat saya jadi sosok yang egois. Sampai akhirnya, saya merasa kok orang-orang sekitar saya enggak nyaman,” ungkap dr. Tirta saat peluncuran Bonvie For Men di Jakarta Pusat.

Menurutnya, kebiasaan menganggap pendapat orang lain selalu salah membuatnya memiliki “kacamata kuda”, yaitu pandangan yang sempit karena terlalu fokus pada apa yang ada di depannya. Kesadaran ini muncul saat orang-orang di sekitarnya mulai menunjukkan ketidaknyamanan, yang akhirnya menjadi titik balik bagi dr. Tirta untuk melakukan refleksi diri.

Gowes Jarak Jauh sebagai Waktu Jernihkan Pikiran

Bagi dr. Tirta, bersepeda jarak jauh bukan sekadar olahraga. Aktivitas ini memberinya waktu untuk merenung dan menata pikiran. Saat bersepeda, fokus utama tertuju pada kegiatan fisik itu sendiri, tanpa distraksi dari ponsel atau hal lain.

“Karena saya bisa fokus, saya tuh bisa berpikir dan refleksi atas apa yang sudah saya lakukan,” jelasnya. Aktivitas ini membantunya menemukan kedamaian dan perspektif baru tentang kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, sekaligus menilai perilaku diri sendiri secara objektif.

Kesalahan Adalah Jalan untuk Berkembang

Salah satu pelajaran penting yang dipetik dr. Tirta adalah menyadari kesalahan bukan berarti gagal sebagai manusia. Sebaliknya, kesalahan menjadi sarana untuk bertumbuh dan memperbaiki diri. Orang yang tidak pernah membuat kesalahan cenderung berkembang menjadi arogan dan merasa selalu benar.

“Justru, karena dia tahu dia salah, dia akan berkembang. Aku tahu bahwa saat itu kayaknya aku salah pas aku gowes. Jadi aku refleksi,” katanya. Aktivitas bersepeda memberinya waktu dan ruang untuk menilai perilaku sendiri, sekaligus membuka pikiran terhadap perspektif orang lain.

Belajar Mendengar Sebelum Berbicara

Satu prinsip penting yang dr. Tirta pelajari adalah kemampuan mendengar sebelum berbicara. Ia menyadari bahwa omongan orang lain, meski berbeda dari pandangan dirinya, tidak selalu salah.

“Itu alasan kenapa telinga ditaruh dua, dan mulut di bawah telinga. Supaya kamu mendengar dulu baru ngomong. Dulu saya ngomong dulu baru dengar. Dan sekarang saya mulai memahami sudut pandang orang lain,” ungkapnya.

Menurut dr. Tirta, memperbaiki kebiasaan ini sangat penting agar kita tidak menutup diri terhadap masukan. Kadang, sudut pandang yang berbeda justru memberi insight berharga yang bisa memperbaiki sikap atau keputusan.

Gowes sebagai Sarana Pembelajaran Hidup

Bersepeda jarak jauh menawarkan lebih dari sekadar manfaat fisik. Aktivitas ini melatih ketahanan tubuh, meningkatkan fokus, dan memberi waktu untuk merenung secara mendalam. dr. Tirta menekankan bahwa pengalaman saat gowes membuatnya menyadari pentingnya introspeksi, memperbaiki sikap egois, dan lebih terbuka terhadap pandangan orang lain.

Selain itu, bersepeda juga menjadi momen untuk menghargai proses, bukan hanya hasil. Setiap kayuhan menjadi simbol refleksi diri, dimana kesalahan dan pengalaman masa lalu dapat dievaluasi dan dijadikan pelajaran untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Transformasi dari Ego ke Kesadaran

Perubahan dr. Tirta menegaskan bahwa proses transformasi diri dimulai dari kesadaran dan refleksi. Kesadaran itu bisa muncul dari aktivitas sederhana, seperti gowes jarak jauh, yang memberi waktu dan ruang untuk introspeksi.

Dengan latihan ini, seseorang dapat belajar mengenali kesalahan, menghargai sudut pandang berbeda, dan menjadi lebih sabar serta bijaksana. Refleksi semacam ini penting untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang sekitar dan meningkatkan kualitas hidup.

Gowes jarak jauh bukan hanya olahraga, tetapi juga sarana meditasi dan refleksi diri. Aktivitas ini membantu fokus, menata pikiran, dan memahami kesalahan sendiri. dr. Tirta Mandira Hudhi membuktikan bahwa melalui rutinitas bersepeda, seseorang bisa berubah dari pribadi egois menjadi lebih terbuka, reflektif, dan bijaksana.

Belajar mendengar, menghargai perspektif orang lain, serta merefleksikan kesalahan adalah kunci untuk tumbuh sebagai manusia yang lebih baik. Aktivitas sederhana seperti gowes, dengan kesadaran dan refleksi, dapat menjadi langkah awal bagi transformasi positif dalam kehidupan sehari-hari.

Terkini

15 Hp OPPO Terbaru 2025, Harga dan Spesifikasi

Sabtu, 22 November 2025 | 21:33:26 WIB

Top 10 Harga Laptop ASUS 3 Jutaan Terbaik 2025

Sabtu, 22 November 2025 | 21:12:10 WIB

iPad Terbaru 2025: Spesifikasi dan Harganya di Indonesia

Sabtu, 22 November 2025 | 16:04:19 WIB