JAKARTA - Pendidikan di Indonesia semakin bergerak menuju era digital.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa penyaluran papan interaktif digital, atau Interactive Flat Panel (IFP), ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia telah mencapai angka 172.550 unit. Jika dihitung secara persentase, ini setara dengan 75 persen dari target nasional sebanyak 288.865 unit untuk tahun 2025.
"Sampai 16 November 2025 pukul 22.00 WIB sudah terkirim sebanyak 172.550 unit yang telah dimanfaatkan di sekolah dan PKBM, dan 43.022 unit masih dalam proses pengiriman," kata Abdul Mu'ti saat menghadiri peluncuran program digitalisasi pembelajaran di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat.
IFP Terbukti Tingkatkan Kualitas Belajar Siswa
Abdul Mu'ti menekankan bahwa implementasi IFP telah terbukti mampu meningkatkan capaian belajar siswa. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa program revolusi pendidikan yang digagas Presiden Prabowo Subianto melalui digitalisasi pembelajaran memberikan dampak positif bagi sekolah-sekolah di tanah air.
"Ini semua adalah bukti revolusi pendidikan yang diletakkan oleh Bapak Presiden melalui digitalisasi pembelajaran dan pembagian IFP, yang hari ini Bapak hadir secara langsung untuk meluncurkannya," jelas Mu'ti.
Ia menambahkan, monitoring dan evaluasi sudah dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang telah menerima IFP untuk memastikan manfaatnya maksimal. Hasilnya menunjukkan bahwa proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dan siswa lebih mudah memahami materi.
Peluncuran Program Digitalisasi di Sekolah Prioritas
Pemilihan SMPN 4 Kota Bekasi sebagai lokasi peluncuran program digitalisasi bukan tanpa alasan. Sekolah ini dianggap telah merasakan berbagai program prioritas dari Presiden Prabowo, mulai dari keberadaan IFP, revitalisasi sekolah, program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga pemberian insentif untuk guru, baik Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun honorer.
"Para guru di sini sudah menerima insentif dari Bapak Presiden, termasuk guru honorer," tambah Mu'ti.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto memantau langsung proses penggunaan IFP di ruang kelas. Ia tampak duduk bersama siswa, mengikuti kegiatan belajar, serta sesekali memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi terhadap upaya guru dan murid.
Presiden Apresiasi Dampak Positif IFP
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa IFP dapat membantu siswa dan guru untuk belajar lebih baik, lebih semangat, dan lebih cepat mengakses bahan pelajaran yang dibutuhkan.
"Saya sangat gembira manfaatnya besar. Anak-anak bisa belajar dengan lebih efektif, guru juga terbantu dalam menyampaikan materi," ujar Prabowo.
Selain itu, Presiden menekankan bahwa keberadaan IFP menjadi sarana untuk pemerataan kualitas pendidikan. Dengan teknologi ini, siswa di desa maupun kota memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas.
Pemerataan Pendidikan dan Akses Belajar
Prabowo menyebutkan bahwa penyaluran IFP ke 173.000 sekolah di seluruh Indonesia termasuk salah satu program pendidikan terbesar di dunia. Hal ini memungkinkan pemerataan kualitas pendidikan dari Sabang sampai Merauke, sehingga tidak ada siswa yang tertinggal akibat keterbatasan sarana belajar.
"Program ini mungkin salah satu terbesar di seluruh dunia karena sudah dilaporkan 173.000 sekolah telah menerima IFP," ujar Presiden. Ia juga mengingatkan agar sekolah menjaga IFP karena merupakan milik siswa dan milik rakyat Indonesia.
Teknologi Membuat Belajar Lebih Joyful dan Bermakna
Menurut Mendikdasmen, integrasi teknologi dalam pembelajaran membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Dengan IFP, guru dapat menyajikan materi secara visual, interaktif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini diharapkan mendorong siswa untuk lebih aktif berpartisipasi dan memahami materi dengan lebih cepat.
Selain IFP, pemerintah juga terus mendorong berbagai program pendukung seperti pemberian insentif bagi guru, revitalisasi fasilitas sekolah, dan program kesehatan serta gizi bagi siswa, sehingga upaya peningkatan kualitas pendidikan berlangsung menyeluruh.
Mendorong Sumber Daya Manusia Berkualitas
Tujuan jangka panjang dari program digitalisasi pendidikan ini adalah mencetak sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan siap bersaing secara global. Presiden Prabowo menekankan, melalui digitalisasi pembelajaran, anak-anak Indonesia memiliki peluang untuk memperoleh pendidikan yang setara dan berkualitas, sehingga ke depan mampu menghadapi tantangan global.
"Kita harapkan semua siswa di seluruh Indonesia bisa belajar lebih baik, lebih semangat, dan lebih cepat memperoleh akses bahan pelajaran," ungkapnya.
Langkah Nyata Revolusi Pendidikan Indonesia
Dengan pencapaian 75 persen penyaluran IFP hingga pertengahan November 2025, pemerintah menunjukkan komitmen nyata dalam revolusi pendidikan. Program ini tidak hanya menghadirkan teknologi canggih di kelas, tetapi juga mendukung pemerataan pendidikan, meningkatkan capaian belajar, dan menyiapkan generasi muda yang tangguh serta kompetitif.