JAKARTA - Kepastian Timnas Portugal melaju ke putaran final Piala Dunia 2026 akhirnya datang melalui penampilan impresif mereka saat menjamu Armenia pada laga pamungkas Grup E Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Do Dragao pada Minggu, 16 November 2025 malam WIB itu menjadi panggung dominasi Selecao das Quinas, yang mengakhiri laga dengan kemenangan telak 9-1.
Angle baru artikel ini berfokus pada bagaimana Portugal menunjukkan kedalaman skuad dan efektivitas permainan kolektif meski tampil tanpa sang megabintang Cristiano Ronaldo.
Absennya Ronaldo karena hukuman kartu merah pada laga sebelumnya tidak sedikit pun mengurangi daya ledak Portugal. Pelatih Roberto Martinez memberikan kepercayaan kepada Goncalo Ramos sebagai ujung tombak, dan keputusan tersebut terbukti tepat karena keseluruhan lini serang tampil sangat produktif.
Kekuatan Portugal terlihat sejak peluit pertama dibunyikan. Mereka langsung menekan dan memegang kendali permainan. Tidak butuh waktu lama bagi publik tuan rumah untuk bersorak. Renato Veiga membuka pesta gol ketika ia mencetak gol cepat pada menit ketujuh.
Keunggulan itu sempat terhenti sejenak ketika Armenia membalas melalui sepakan Eduard Spertsyan pada menit ke-18. Namun, gol tersebut justru menjadi titik balik yang semakin memacu Portugal bermain lebih agresif.
Armenia terlihat kesulitan keluar dari tekanan Portugal yang bermain sangat efisien dalam mengalirkan bola serta memanfaatkan setiap peluang. Meski sempat membuat kejutan lewat gol penyama kedudukan, Armenia tidak mampu mempertahankan momentum. Gol Spertsyan sekaligus menjadi satu-satunya perlawanan berarti dari tim tamu sebelum Portugal menggulung mereka habis-habisan.
Performa Klinis Lini Serang Portugal
Setelah Armenia mencetak gol balasan, Portugal langsung kembali menemukan ritme permainan mereka. Keunggulan kualitas individu dan kolektif membuat tim asuhan Martinez dengan mudah menembus pertahanan Armenia. Dalam sisa babak pertama saja, Portugal menambah empat gol tambahan melalui Goncalo Ramos, dua gol dari Joao Neves, serta satu gol dari Bruno Fernandes.
Portugal menutup paruh pertama dengan keunggulan 5-1. Efisiensi serangan mereka benar-benar menjadi pembeda utama. Meski menciptakan banyak peluang, Portugal tidak memainkan pola serangan yang terburu-buru. Mereka memaksimalkan penguasaan bola secara efektif dan menampilkan kombinasi permainan yang sangat rapi, membuat Armenia berada dalam tekanan tanpa jeda.
Masuk babak kedua, intensitas Portugal tidak menurun sedikit pun. Dukungan suporter di Do Dragao membuat mereka semakin bersemangat. Bruno Fernandes membuka pesta gol babak kedua dengan mencetak gol keenam tim pada menit ke-52. Dengan dua gol tambahan itu, Fernandes semakin menunjukkan perannya sebagai motor serangan sekaligus pemimpin di lapangan, terutama ketika Ronaldo absen.
Tak lama berselang, Portugal mendapat hadiah penalti pada menit ke-72. Bruno Fernandes, yang bertindak sebagai eksekutor, dengan tenang menuntaskan tugas tersebut—menjadikannya hattrick dalam pertandingan ini. Gol tersebut semakin mengukuhkan dominasi Portugal yang nyaris tidak memberi ruang bagi Armenia untuk mengembangkan permainan.
Joao Neves tidak ingin kalah bersinar. Gelandang muda tersebut kembali mencatatkan namanya di papan skor dengan gol ketiga yang menggenapkan hattrick-nya sendiri. Gol pada menit ke-81 itu tercipta setelah ia memanfaatkan bola liar di kotak penalti, menegaskan kelasnya sebagai salah satu pemain masa depan Portugal.
Portugal benar-benar menunjukkan kedalaman lini serang dalam pertandingan ini. Sebelum laga berakhir, Francisco Conceicao berhasil mencetak gol penutup pada menit 90+2, memastikan kemenangan luar biasa Portugal dengan skor final 9-1. Pertandingan itu menjadi salah satu kemenangan terbesar mereka di babak kualifikasi dalam beberapa tahun terakhir.
Konfirmasi Tiket Piala Dunia dan Superioritas di Grup E
Kemenangan besar ini tidak hanya memperlihatkan performa impresif Portugal di lapangan, tetapi juga memastikan posisi mereka sebagai penguasa Grup E. Dengan total 13 poin dari enam pertandingan, Portugal menutup kualifikasi dengan keunggulan empat poin dari Hungaria yang berada di posisi kedua. Hasil ini memastikan Portugal lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026.
Selecao das Quinas menegaskan bahwa mereka merupakan salah satu tim Eropa dengan konsistensi terbaik dalam kualifikasi. Meskipun tidak menurunkan Cristiano Ronaldo, mereka menunjukkan bahwa kualitas skuad tidak hanya bertumpu pada satu pemain. Para pemain muda tampil matang, sementara pemain senior menjalankan peran kepemimpinan dengan sangat baik.
Pelatih Roberto Martinez kini memiliki banyak opsi untuk meracik strategi yang optimal menuju Piala Dunia 2026. Dengan generasi baru yang semakin matang dan para pemain senior yang tetap konsisten, Portugal diyakini akan menjadi salah satu tim yang patut diperhitungkan di ajang empat tahunan tersebut.