JAKARTA - Dalam upaya memperkuat konektivitas nasional, pemerintah menempatkan sektor perkeretaapian sebagai elemen strategis dalam pembangunan transportasi modern.
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto menempatkan moda transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung sistem logistik dan mobilitas nasional. Pandangan ini menekankan bahwa kereta api mampu memberikan efisiensi lebih tinggi dibandingkan moda berbasis jalan, baik dari sisi kapasitas angkut, stabilitas operasi, maupun pengurangan emisi.
AHY menyampaikan bahwa pendekatan berbasis rel bukan hanya memberikan biaya logistik yang lebih efisien, tetapi juga mendukung terciptanya transportasi yang lebih ramah lingkungan. “Distribusi logistik berbasis rel lebih efisien dan ramah lingkungan. Pendekatan ini merupakan bagian penting dalam membangun sistem transportasi modern yang mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah,” ujar Menko AHY.
Penegasan ini menunjukkan bahwa pemerintah melihat perkeretaapian sebagai investasi jangka panjang yang mampu memperkuat daya saing nasional. Selain itu, penguatan sektor ini juga menjadi pondasi integrasi antarwilayah untuk mendukung percepatan pembangunan di berbagai kawasan.
Transformasi KAI Sejalan dengan Arah Kebijakan Pemerintah
Pernyataan Menko AHY diperkuat oleh Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Bobby Rasyidin, yang menegaskan bahwa transformasi KAI berjalan sejalan dengan arah kebijakan pemerintah. KAI berupaya menghadirkan layanan yang lebih efektif dan kompetitif melalui berbagai langkah strategis, termasuk penguatan transportasi penumpang dan barang, pengembangan usaha penunjang, serta pemanfaatan teknologi.
Menurut Bobby, salah satu fokus utama KAI adalah akselerasi Integrated Logistic Solution, sebuah inisiatif yang menjadi fondasi dari layanan logistik yang lebih terintegrasi dan efisien. Transformasi ini bertujuan agar layanan logistik berbasis rel dapat menjangkau seluruh rantai pasok di Indonesia.
“KAI terus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan melalui integrasi sistem, kolaborasi strategis, dan implementasi teknologi. Inisiatif Integrated Logistic Solution kami dorong sebagai langkah memperkuat peran kereta api dalam ekosistem logistik nasional dan mendukung visi pemerintah untuk memperkuat konektivitas dan daya saing bangsa,” jelas Bobby.
Kenaikan Penumpang sebagai Indikator Kepercayaan Publik
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengungkapkan bahwa seluruh layanan KAI Group mencatat pertumbuhan signifikan sepanjang Januari–Oktober 2025. Dalam periode tersebut, jumlah pelanggan mencapai 413.867.221 orang, meningkat 8,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencakup layanan kereta jarak jauh dan lokal, KAI Commuter, LRT Jabodebek, KA Bandara, KAI Wisata, LRT Sumsel, Whoosh oleh KCIC, serta KA Makassar–Parepare.
Menurut Anne, angka tersebut mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap layanan berbasis rel. Selain memberikan kenyamanan dan ketepatan waktu, moda berbasis rel dinilai memberikan stabilitas dalam mobilitas masyarakat di wilayah perkotaan maupun antarkota.
Peran Strategis Angkutan Barang dalam Ketahanan Industri
Tak hanya sektor penumpang, angkutan barang berbasis rel juga mencatat performa positif. Pada Januari–Oktober 2025, KAI mencatat volume 57.556.900 ton angkutan barang, meningkat 0,69 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Batu bara menjadi komoditas terbesar dengan 47,77 juta ton, disusul oleh semen, petikemas, BBM, hasil perkebunan, pupuk, dan barang ritel.
Anne menjelaskan bahwa keberlanjutan distribusi komoditas ini sangat penting dalam menjaga stabilitas industri dan ketahanan energi nasional. “Angkutan batu bara KAI memastikan pasokan energi untuk pembangkit dan industri tetap lancar. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi serta memastikan keberlanjutan pasokan bagi sektor-sektor strategis,” ujar Anne.
Pada rute-rute utama, kapasitas angkut kereta barang menunjukkan keunggulan signifikan. Di lintas Jawa, satu rangkaian kereta mampu menarik hingga 30 gerbong dengan kapasitas 42 ton per gerbong. Sedangkan di Sumatra Selatan, angkutan batu bara dapat mencapai 61 gerbong. KAI memastikan bahwa kapasitas besar ini membantu mengurangi beban jalan raya dan memperlancar distribusi logistik nasional.
Penguatan Efisiensi untuk Mendukung Pertumbuhan Nasional
Dalam visi jangka panjang, KAI menargetkan pertumbuhan angkutan barang hingga 15 persen pada 2029. Proyeksi yang disampaikan mencakup angkutan batu bara sebesar 111,2 juta ton dan non-batu bara sebesar 10,9 juta ton. Target ini didukung oleh pengembangan integrasi logistik yang menghubungkan rel dengan pelabuhan, kawasan industri, dan dry port. Melalui integrasi tersebut, aliran logistik dari hulu ke hilir diharapkan semakin efisien.
Selain aspek logistik, layanan penumpang juga menunjukkan performa impresif. Sepanjang Januari–September 2025, tingkat ketepatan waktu keberangkatan kereta penumpang mencapai 99,53 persen, dengan ketepatan waktu kedatangan 96,26 persen. Pada layanan kereta barang, ketepatan waktu keberangkatan mencapai 96,89 persen dan kedatangan 90,85 persen. Konsistensi ini menegaskan posisi KAI sebagai salah satu operator transportasi paling andal di Indonesia.
Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan KAI, seluruh pengembangan yang dilakukan diarahkan untuk memperkuat peran kereta api sebagai tulang punggung logistik nasional. “Seluruh pengembangan yang kami lakukan diarahkan untuk memperkuat peran kereta api dalam ekosistem logistik nasional. KAI berkomitmen menghadirkan layanan yang semakin efisien, terukur, dan terintegrasi sesuai arahan Presiden Prabowo yang kembali ditekankan oleh Menko AHY,” tutup Anne.