JAKARTA — PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), pengelola gerai minuman Teguk, bergerak menyiapkan strategi diversifikasi bisnis untuk memperluas portofolio usaha.
Kali ini, perseroan berencana merambah bisnis daging beku dan pengolahan makanan dengan estimasi investasi sebesar Rp42,9 miliar. Langkah ini dianggap penting untuk mendongkrak pertumbuhan perusahaan di tengah peluang pasar yang terus berkembang.
Alokasi Dana Modal Kerja dan Strategi Maklon
Manajemen TGUK menjelaskan, dana yang sebelumnya dialokasikan untuk pengembangan gerai akan dialihkan sebagai modal awal bisnis frozen meat dan food processing.
Proses pelaksanaan rencana bisnis baru ini direncanakan mulai berjalan pada November 2025. Tahap awal ekspansi dilakukan melalui skema kontrak produksi (maklon) dengan pihak ketiga hingga seluruh kebutuhan investasi terpenuhi untuk produksi mandiri. Laba dari usaha maklon akan digunakan kembali untuk mendanai kegiatan produksi internal pada periode Januari–Agustus 2026.
KBLI dan Bidang Usaha yang Ditambahkan
Diversifikasi usaha ini mencakup beberapa klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI), antara lain:
Perdagangan Besar Daging Sapi dan Daging Sapi Olahan (KBLI 46321)
Perdagangan Besar Daging Ayam dan Daging Ayam Olahan (KBLI 46322)
Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas (KBLI 10130)
Industri Makanan dan Masakan Olahan (KBLI 10750)
Selain itu, kegiatan Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya (KBLI 46339) turut ditambahkan ke dalam portofolio.
Potensi Pertumbuhan Bisnis Daging Beku di Indonesia
Manajemen TGUK menilai, pasar daging beku dan olahan di Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Faktor pendorongnya antara lain urbanisasi, meningkatnya jumlah pekerja perkotaan, serta tingginya permintaan terhadap produk siap saji dan sumber protein hewani. “Bisnis frozen meat dan food processing menunjukkan tren pertumbuhan positif di Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan bagi perseroan untuk meningkatkan kontribusi pendapatan,” jelas manajemen.
Data Pasar dan Proyeksi Nilai Penjualan
Data Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mencatat, nilai pasar makanan beku nasional telah mencapai Rp200 triliun pada 2024 dan diproyeksikan terus meningkat pada 2025. Sementara itu, riset IMARC Group memperkirakan pasar makanan beku Indonesia mencapai US$3,4 miliar pada 2024, dan akan naik menjadi US$5,9 miliar pada 2033 dengan pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sekitar 6,31% sepanjang 2025–2033.
Proyeksi Pendapatan dan Rugi Operasional Awal
TGUK memproyeksikan diversifikasi usaha ini akan mendorong pendapatan perseroan dari Rp1,2 miliar pada periode Agustus–Desember 2025 menjadi Rp803,86 miliar pada 2030. Meski demikian, fase awal ekspansi diperkirakan menimbulkan kenaikan beban pokok pendapatan, sehingga perusahaan diproyeksikan mencatat rugi operasional pada 2025–2027.
Rugi tersebut dipandang wajar karena merupakan bagian dari investasi dan pembangunan kapasitas usaha. Laba baru diperkirakan mulai tercatat pada 2028 sebesar Rp3,31 miliar dan meningkat menjadi Rp29,64 miliar pada 2030.
Rencana RUPSLB untuk Persetujuan Pemegang Saham
Sebagai langkah regulasi, TGUK akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 Desember 2025 di The GALA, Tangerang Selatan. Agenda utama mencakup persetujuan penambahan kegiatan usaha dan perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum. Persetujuan ini menjadi kunci agar rencana diversifikasi dapat dijalankan sesuai target.
Strategi Jangka Panjang dan Posisi Teguk di Pasar
Dengan ekspansi ke sektor makanan olahan, Teguk tidak hanya memperluas lini usaha, tetapi juga memposisikan diri sebagai pemain yang adaptif di industri konsumer Indonesia. Manajemen percaya, pengembangan bisnis baru ini akan menghadirkan peluang strategis untuk pertumbuhan jangka panjang, sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan di pasar nasional.
Transformasi Teguk Menuju Bisnis yang Lebih Luas
Melalui langkah ini, TGUK berupaya menyesuaikan strategi bisnis dengan dinamika pasar dan tren konsumsi modern. Diversifikasi usaha tidak sekadar menambah portofolio, tetapi juga menjadi instrumen untuk meningkatkan stabilitas pendapatan dan nilai perusahaan di mata investor. Keputusan ini menandai babak baru dalam perjalanan Teguk, dari gerai minuman menuju pengelolaan bisnis daging beku dan olahan yang menjanjikan.